Presiden Cina Xi Jinping telah mengumumkan kemenangannya melawan wabah virus corona. Diantara beragam strategi yang dilalukan Cina, patut dicermati, Negeri Tirai Bambu ini terbilang gigih memandafaatkan setiap kemampuan teknologi yang dimilikinya untuk membantu mengatasi penyebaran virus yang telah menjadi pendemik global tersebut.
Baca juga: Gunakan Aplikasi di Ponsel, Warga Cina Hindari Lingkungan Terinfeksi Virus Corona
Ketika virus corona mulai menyebar di berbagai negara, banyak aplikasi yang dibuat untuk memantaunya. Namun, tak hanya untuk membantu melihat peta penyebaran atau jumlah warga terinfeksi, tapi juga ada yang menyalahgunakan aplikasi tersebut untuk keuntungan pribadi. Aplikasi COVID19 Tracker tersedia di situs web dengan nama yang sama, setelah pengguna memasuki situs web ini akan diminta untuk mengunduh aplikasi Android untuk Heatmap. Dalam skenario panik ini pengguna paling rentan untuk mengetahui Statistik, Gejala, Pelacak, dan Peta.
Setelah Anda menginstal aplikasi itu ‘diracuni’ dengan ransomware bernama CovidLock yang mengambil kendali penuh dari perangkat Anda dan menghalangi bahkan membuka Kunci Layar. Ini menggunakan teknik seperti memaksa Perubahan Kata Sandi untuk Membuka Kunci Telepon. Tarik Salah, Senior Security Engineer dan Malware Researcher di Domain Tools mengatakan dalam pernyataannya bahwa mereka telah melihat serangan kunci layar ini sebelumnya.
“Catatan tebusan bahkan mengancam Anda menghapus foto, video jika Anda tidak membayar jumlahnya. Namun, tidak ada informasi tentang berapa banyak yang menjadi mangsa CowareLock Malware ini. Namun yang kami sarankan adalah jangan menginstal Aplikasi dari Toko Aplikasi Pihak Ketiga dan Situs Web yang tidak dikenal karena ada risiko keamanan. Selalu, unduh aplikasi dari Google Play Store resmi,” kata Tarik.
Karena virus corona ini berasal dari Wuhan di Cina, bagaimana Negeri Tirai Bambu menggunakan teknologi untuk hal tersebut? KabarPenumpang.com merangkum versionweekly.com (18/3/2020), ternyata Cina mengumpulkan sumber daya yang tersedia dan menggunakan teknologi baru untuk mengurangi penyebaran secara signifikan serta membuat profil orang-orang yang berisiko.
Pada virus SARS tahun 2002 lalu, para ilmuwan membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk memecah kode genom virus. Namun berkat kemajuan teknologi, gen Covid-19 diidentifikasi dalam sebulan. Tak hanya itu, Cina juga menggunakan berbagai cara untuk berperang melawan ketengan mematikan tersebut.
Pengodean warna
Dengan menggandeng raksasa teknologi Alibaba dan Tencent, pemerintah Cina mengembangkan sistem peringkat kesehatan berkode warna yang melacak jutaan orang setiap hari. Aplikasi di ponsel pintar tersebut pertama kali digunakan di Hangzhou dengan kolaborasi Alibaba. Ada tiga warna yakni hijau, kuning dan merah yang digunakan untuk menandai orang-orang berdasarkan perjalanan dan riwayat kesehatan. Sedangkan di Shenzhen aplikasi ini diciptakan oleh Tencent.
Orang-orang dengan kode hijau diizinkan berada di ruang publik setelah menggunakan kode QR yang ditunjukkan di stasiun metro, kantor dan lainnya. Ada pos-pos pemeriksaan di sebagian besar tempat-tempat umum di mana kode dan suhu tubuh seseorang diperiksa. Lebih dari 200 kota di Cina menggunakan sistem ini, dan segera akan diperluas secara nasional.
Robotika
Robot digunakan digaris depan untuk mencegah penyebaran virus corona. Robot-robot ini menyiapkan makanan di rumah sakit, menjadi pelayan restoran, menyemprotkan desinfektan dan membershikan. Selain itu robot di rumah sakit juga melakukan diagnosa dan pencitraan termal. Bahkan ada yang menggunakan robot untuk mengangkut sample medis.
Drone
Beberapa daerah yang terkena dampak parah, drone dihadirkan untuk mengangkut peralatan medis dan sampel pasien. Selain menghemat waktu, drone juga meningkatkan pengiriman serta mencegah risiko sampel terkontaminasi. Bahkan juga digunakan untuk menyiarkan peringatan pada warga agar tidak keluar rumah dan memarahi mereka yang tidak menggunakan masker.
Big Data dan Pengenalan Wajah
Akses ke informasi publik telah mengarah pada pembuatan dasbor yang terus memantau virus dan banyak organisasi mengembangkannya menggunakan Big Data. Teknik pengenalan wajah dan deteksi suhu inframerah telah dipasang di semua kota terkemuka. Aplikasi ponsel pintar juga digunakan untuk mengawasi pergerakan orang dan memastikan apakah mereka telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi. Kamera CCTV juga telah dipasang di sebagian besar lokasi untuk memastikan bahwa mereka yang dikarantina tidak keluar.
Artificial Intelligence
AI memainkan peran utama dalam perawatan kesehatan akhir-akhir ini. Dengan bantuan analitik data dan model prediksi, profesional medis dapat memahami lebih banyak tentang banyak penyakit. Baidu, raksasa internet Cina, telah membuat algoritma Lineatrfold tersedia untuk tim yang memerangi wabah. Tidak seperti Ebola, HIV dan Influenza, Covind-19 hanya memiliki RNA untai tunggal, sehingga mampu bermutasi dengan cepat. Algoritma ini jauh lebih cepat daripada algoritma lain yang membantu memprediksi struktur suatu virus.
Baca juga: Hindari Kontak Langsung, Robot Bantu Layani Pasien Terinfeksi Virus Corona
Kendaraan Otonom
Pada saat krisis kesehatan profesional yang parah dan risiko kontak orang-ke-orang, kendaraan otonom terbukti sangat bermanfaat dalam mengirimkan barang-barang penting seperti obat-obatan dan bahan makanan. Apollo, yang merupakan platform kendaraan otonom Baidu, telah bergandengan tangan dengan startup mandiri Neolix untuk mengirimkan pasokan dan makanan ke rumah sakit besar di Beijing. Baidu Apollo juga telah membuat kit mobil mikro dan layanan cloud mengemudi otonom tersedia secara gratis untuk perusahaan yang memerangi virus. Idriverplus, perusahaan self-driving China yang mengoperasikan kendaraan pembersih jalan listrik, juga merupakan bagian dari misi tersebut. Kendaraan andalan perusahaan digunakan untuk mendisinfeksi rumah sakit.