Teknologi 3D baru dalam Sistem Manajemen Antrian Otomatis atau AQMS untuk mengelola dan mengurangi waktu tunggu antrian menjadi di bawah sepuluh menit diterapkan oleh Bandara Internasional Kuala Lumpur. Dalam pengoperasian ini, AQMS memanfaatkan Internet of Things (IoT) untuk menghitung secara akurat jumlah penumpang di area tertentu.
Baca juga: Terminal 4 Bandara Changi Kini Dilengkapi 14 Pemindai Tubuh dengan Teknologi X-CT Scan
Sehingga secara proaktif memantau kemacetan, kepadatan dan memperingatkan staf lapangan untuk intervensi yang diperlukan untuk memperkuat serta mematuhi standar tingkat layanan dan Prosedur Operasi Standar (SOP). Dilansir KabarPenumpang.com dari internationalairportreview.com (15/3/2021), AQMS juga bertindak sebagai langkah pencegahan terbaru bandara dalam memerangi pandemi Covid-19 dan memungkinkan jarak fisik yang aman dan mematuhi norma baru.
Sebagai bagian dari transformasi Bandara Internasional Malaysia, operator Bandara Internasional Kuala Lumpur akan menjadi bandara 4.0. Sehingga data waktu tunggu dari AQMS akan diintegrasikan ke dalam Layar Tampilan Informasi Penerbangan (FIDS) Bandara Kuala Lumpur dan aplikasi seluler ‘MYAirports’ di kemudian hari.
Tahap untuk memungkinkan penumpang merencanakan perjalanan mereka di bandara dengan lebih baik. Fase pertama AQMS telah diselesaikan untuk semua titik pemeriksaan pemeriksaan keamanan, termasuk gerbang keberangkatan. Sistem akan diterapkan di semua titik kontak penting, dan fase berikutnya yang saat ini sedang berlangsung untuk check-in, imigrasi, dan bea cukai akan selesai pada Juni 2021.
“Dengan teknologi digital, kami akan mengubah proses bandara menjadi layanan yang lebih efisien yang akan melayani penumpang kami dengan lebih baik dalam hal keselamatan dan kenyamanan. AQMS akan menghilangkan stres karena waktu tunggu yang lama dan memastikan jarak fisik yang efektif di semua titik kontak utama. Untuk bandara, AQMS sesuai dengan aspirasi kami dalam memerangi pandemi dan transformasi Bandara 4.0 kami yang sedang berlangsung,” kata Chief Executive Officer of Malaysia Airports, Dato ‘Mohd Shukrie Mohd Salleh.
AQMS menggunakan sensor 3D yang memantau kondisi waktu secara realtime, seperti perubahan sederhana dalam kondisi suhu dan pencahayaan, dan algoritme kompleks secara otomatis mendeteksi antrean panjang dan waktu tunggu. Informasi waktu nyata ini kemudian disalurkan ke tulang punggung operasi bandara di Pusat Kontrol Operasi Bandara (AOCC), di mana sumber daya dapat segera digunakan untuk membantu memastikan layanan yang cepat dan arus penumpang yang lancar.
Pengendalian massa dapat dilakukan secara efektif sesuai dengan SOP untuk lebih menjamin keselamatan penumpang, bahkan saat mengantri.
Baca juga: Keliling Bandara dan Pesawat Lebih Mudah dengan Virtual Reality Ocean3D
“Pada akhirnya, kami tetap fokus pada perjalanan Bandara 4.0 kami dalam membuktikan layanan kami di masa depan dan meningkatkan pengalaman penumpang. Kami berharap dapat menciptakan nilai strategis bagi semua mitra dan lembaga pemerintah terkait dengan memanfaatkan data yang diambil dari AQMS agar lebih efisien dan efektif dalam perencanaan dan alokasi sumber daya. Distribusi analitik ini adalah upaya bersama bagi komunitas bandara untuk bekerja sama dalam meningkatkan perjalanan penumpang,” Dato ‘Mohd Shukrie menambahkan.