Jika selama ini Anda masih melakukan pembayaran tiket moda transportasi berbasis massal seperti Commuter Line Jabodetabek, dan TransJakarta secara terpisah, dalam waktu dekat Kementerian Perhubungan akan mengintegrasikan sistem pembayaran moda transportasi di Jakarta – termasuk MRT dan LRT. Adalah tiket Electronic Fare Collection (EFC) yang akan menjadi jawaban dari integrasi sistem pembayaran moda-moda transportasi tersebut.
Baca Juga: Kartu EFC Integrasikan Moda Transportasi Massal di Jakarta
Sebagaimana yang dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, melalui Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, Bambang Prihartono menyebutkan bahwa hingga saat ini tiket EFC masih dalam tahap uji coba. “Sekarang sedang diproses ticketingnya nanti openlook. Artinya kartu yang digunakan MRT bisa dibaca juga di Commuter Line sampai Damri,” ujar Bambang, dikutip dari laman Tribunnews.com (12/11/2018).
Adapun usulan tarif perjalanan moda terintegrasi ini telah diusulkan pihak Kementerian Perhubungan kepada Bank Indonesia. Jika berjalan sesuai rencana, lanjut Bambang, integrasi sistem pembayaran antarmoda transportasi ini sendiri akan rampung pada tahun ini. “Pak Menhub sudah usul ke BI mengenai tarif. Sekarang lagi proses audit dari BI ke masing-masing operator. Dalam waktu dekat tahun ini integrasinya selesai,” imbuh Bambang.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjatmoko mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil kesepakatan kriteria arsitektural teknis untuk mendesain metode pembayaran, traffic pattern, biaya tarif, insentif pendapatan hingga regulasi terkait intergrasi sistem tiket MRT, LRT dan Transjakarta.
Sigit mengatakan bahwa inisiasi kebijakan tiket EFC ini dilakukan oleh Bank Indonesia sejak tahun 2017 kemarin. “Rencana EFC ini sejak 2017 lalu, cuma belum bisa terbentuk karena masih meributkan lembaganya. Sekarang tidak. Kita tentukan dulu arsitektur teknisnya,” paparnya.
Baca Juga: MRT Jakarta Adopsi Teknologi CBTC, MRT di Jepang Justru Belum
Adapun sasaran dari kebijakan ini adalah moda transportasi berbasis massal milik BUMN dan BUMD, diantaranya adalah PT KAI, KCI, DAMRI, Rail Link, Transjakarta, LRT dan MRT yang dijadwalkan rilis pada Maret 2019 mendatang.
“Selesai tahun ini. 2019 sudah harus terintegrasi. Makanya, harus didesain sedemikian rupa semua kebijakannya, termasuk insentif dan disinsentif,” tutur Sigit.