Singapore Airlines Group (SIA) sampai saat ini tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada seluruh stafnya. Namun sebanyak 6000 staf baru-baru ini mengambil cuti tanpa bayaran dalam berbagai jangka waktu untuk membantu perusahaan mengatasi penurunan perjalanan udara karena Covid-19.
Baca juga: Tak Puas dengan Layanan Singapore Airlines, Desain Interior Pesawat Bebas Covid-19 Ini Pun Lahir
Selain yang mengambil cuti tanpa bayaran, sebanyak 1700 staf SIA baik staf darat, pilot maupun awak kabin sudah terdaftar untuk posisi relawan dan pekerjaan di organisasi eksternal. Juru bicara SIA mengatakan, staf yang bekerja sebagai relawan selain SIA ada juga SilkAir dan Scoot.
SIA Grup mengatakan, staf mereka bisa memanfaatkan program kesehatan keuangan, mental dan fisik online jika diperlukan. Adanya skema cuti tak berbayar ini untuk memudahkan staf mencari pekerjaan tambahan. Meski adaya cuti tak berbayar ini, para pilot dan awak kabin masih mendapatkan gaji meski tak mendapat tunjangan.
Sedangkan untuk para staf yang tengah terikat dengan organisasi lain mungkin tak mendapatkan gaji yang sama alias bervariasi. Karena hal ini, SIA membantu menambah gaji bagi mereka yang berpenghasilan kurang dari gaji pokok mereka yakni sekitar S$1500 untuk anggota awak kabin.
Grup SIA, tidak seperti beberapa maskapai lain, sejauh ini berhasil mencegah PHK, dengan bantuan pendanaan dari Temasek dan Skema Dukungan Pekerjaan Pemerintah. Tetapi saat ini beroperasi hanya pada tujuh persen dari kapasitas yang dijadwalkan dibandingkan dengan sebelum pandemi. Beberapa awak kabin belum mengudara selama berbulan-bulan.
Bulan lalu, SIA melaporkan kerugian bersih $1,12 miliar pada kuartal yang berakhir 30 Juni, kerugian kuartalan terbesar dalam catatan. Permintaan perjalanan udara diperkirakan akan tetap rendah di masa mendatang, dengan Asosiasi Transportasi Udara Internasional mengatakan bahwa itu akan sampai 2024 sebelum permintaan kembali ke level tahun lalu.
Grup SIA mengatakan staf penerbangannya sekitar 3.200 pilot dan hampir 11 ribu awak kabin tetap mempertahankan keterampilan mereka meskipun terjadi penurunan drastis dalam penerbangan. Pilotnya sekarang menggunakan lebih banyak sumber daya e-learning selain pelatihan simulator. Mereka yang sudah lama tidak terbang diberi pelatihan tambahan.
Pilot kemudian harus menjalani pemeriksaan kemampuan yang diperlukan sebelum kembali ke penerbangan operasional. Untuk pilot kadet, pelatihan darat terus berlanjut, meskipun pelatihan simulator telah ditangguhkan. Sedangkan untuk awak kabin, mereka telah menjalani program online reguler yang disetujui oleh Otoritas Penerbangan Sipil Singapura.
Baca juga: 30 Awak Kabin Singapore Airlines Jadi Duta Perawat di Rumah Sakit
“Awak kabin juga diwajibkan untuk menyelesaikan dan lulus pelatihan dan tes keterkinian armada dan operasional online untuk memastikan kualifikasi mereka tetap terkini selama periode ini. Mereka juga dijadwalkan untuk mengikuti kursus pelatihan di darat dan harus lulus semua latihan keselamatan yang diperlukan,” ujar juru bicara.
SIA mengatakan kapasitas penumpangnya akan meningkat menjadi sekitar delapan persen dari level sebelum Covid-19 pada akhir Oktober.