Monday, November 25, 2024
HomeAnalisa AngkutanDemi Bertahan Hidup, Etihad Produksi 1,3 Juta Masker untuk Dijual dan Dibagikan...

Demi Bertahan Hidup, Etihad Produksi 1,3 Juta Masker untuk Dijual dan Dibagikan ke Pramugari

Etihad Airways Selasa lalu mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah membuka fasilitas produksi masker medis tiga lapis. Fasilitas tersebut diproyeksikan bakal memproduksi sebanyak 1,3 juta masker dalam waktu tiga bulan. Nantinya, masker-masker tersebut akan dijual melalui pemasok serta dibagikan ke seluruh pramugari dan staf garis depan; termasuk ke tenaga kesehatan (Nakes) seantero Uni Emirat Arab.

Baca juga: Etihad Kirim A380 ke ‘Kuburan’ Pesawat di Perancis

Masker tiga lapis Etihad Airways diproduksi oleh divisi teknik. Masker tersebut disertifikasi oleh dua badan sertifikasi, Laboratorio Analisi Tecnal of Italy dan CNTAC dari Cina.

Dengan mesin super canggih serba otomatis, fasilitas produksi itu disebut bisa menghasilkan masker medis, lengkap dengan logo Etihad yang diembos, sebanyak 20 ribu per hari. Jumlah tersebut tentu relevan bila berkaca pada aturan yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO mengimbau agar masker medis setiap hari, bahkan empat jam segali, diganti.

Etihad Airways memutuskan mengambil langkah tersebut untuk memenuhi kebutuhan garda terdepan maskapai, seperti pramugari, pilot, serta staf darat. Sejak awal pandemi Corona pada awal tahun ini, maskapai di seluruh dunia berusaha keras untuk mengamankan pasokan masker untuk kebutuhan mereka.

Saking sulitnya, tak sedikit maskapai di dunia terpaksa menggunakan masker kertas yang notabene di bawah standar. Sadar pihaknya bisa saja termasuk maskapai yang kesulitan mendapatkan pasokan masker medis, Etihad Airways pun akhirnya mengambil jalan itu.

“Sejak awal pandemi, kami menyaksikan permintaan yang konsisten untuk masker medis di internal maskapai,” kata Nasir, wakil presiden vice president of airframe services Etihad Engineering, seperti dikutip dari paddleyourownkanoo.com.

“Dengan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan pelanggan dan karyawan menjadi perhatian utama dan prioritas utama kami, kami melihat peluang untuk menjadi mandiri,” lanjutnya. Nasir juga mengatakan bahwa Etihad berniat memproduksi masker untuk pelanggan dan supplier agar dijual kembali ke masyarakat ataupun perusahaan.

Seiring anjloknya penerbangan penumpang, layaknya Etihad, berbagai maskapai di dunia ramai-ramai putar otak untuk mencari penghasilan tambahan. Thai Airways dilaporkan banting setir jualan gorengan. Qantas Airways terang-terangan menjual sweater cashmere, hoody, dan tas pantai dengan harga bervariasi untuk bertahan hidup.

Baca juga: Etihad Kerja Sama dengan Bandara Abu Dhabi Hadirkan Kursi Roda Otomatis

Singapore Airlines (SIA) juga demikian. Maskapai nasional Singapura itu dikabarkan belum lama ini membentuk entitas bisnis baru bernama Singapore Airlines Academy atau Akademi Singapore Airlines. Akademi SIA bertujuan untuk membuat program pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi perusahaan jasa dan perhotelan untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka.

Meskipun menyebut bisnis program pelatihan SDM melalui Akademi Singapore Airlines lahir atas permintaan dari berbagai perusahaan dan organisasi, namun, perusahaan tak menampik bahwa pihaknya memutuskan membuka bisnis baru itu untuk mencari keuntungan tambahan, jika tak ingin disebut demi bertahan hidup.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru