Segalanya dilakukan maskapai Thai Airways demi membayar utang dan terhindar dari kepailitan (bangkrut). Salah satunya dengan menjual kursi pesawat legendaris Boeing 747 lewat live Facebook pada Jumat, 10 Juni 2022, mendatang.
Baca juga: Boeing Jual Furniture dari Suku Cadang Asli Pesawat 747 hingga F-4 Phantom! Segini Harganya
Thai Airways memang mengejutkan banyak pihak. Bagaimana tidak, lima tahun berturut-turut sejak 2016 selalu rugi, di tahun 2021 kemarin maskapai nasional Thailand itu sukses membukukan laba sebesar 55 miliar baht (US$1,68 miliar) atau sekitar Rp24,1 triliun (kurs 14.378).
Setahun sebelumnya, saat pandemi virus Corona sedang bergejolak hebat, Thai Airways berada dalam situasi sangat sulit dengan membukukan kerugian hampir 141 miliar baht (US$4,31 miliar) atau sekitar Rp62 triliun (kurs 14.378).
Di pertengahan tahun 2020, Thai Airways resmi mengajukan prosedur ‘anti bangkrut’ atau restrukturisasi di Pengadilan Kepailitan Pusat Thailand. Saking sulitnya, Thai Airways bahkan tak sanggup untuk mengembalikan dana ke penumpang (refund).
Sambil menunggu proses restrukturisasi berjalan, Thai Airways coba membangkitkan asa dengan melakukan berbagai inovasi, mulai dari berbisnis restoran khas hidangan pesawat, menyewakan flight simulator, jasa pelatihan menjadi pramugari, sampai flight to nowhere atau terbang keliling Thailand untuk mengakomodir masyarakat yang rindu terbang.
Selain itu, Thai Airways juga tak segan menjual berbagai hidangan khas pesawat di berbagai supermarket ternama di Thailand.
Puncaknya adalah di pertengahan tahun 2021. Ketika itu, Thai Airways mulai terbang ke 13 bandara di 10 negara, mulai dari Filipina, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Australia, Inggris, Perancis, Jerman, Swiss, dan Denmark, direct baik dari Bangkok ataupun Phuket, sampai akhir September di tahun yang sama.
Upaya tersebut pun sukses membuahkan hasil. Tahun 2021 ditutup dengan laba sebesar sebesar 55 miliar baht (US$1,68 miliar) atau sekitar Rp24,1 triliun. Laba tersebut sebgaian besar bukan datang dari penerbangan penumpang, melainkan penerbangan kargo. 50 persen dari laba tahun 2021 datang dari penerbangan kargo dengan total 10 miliar baht (US$305,96 juta).
Memasuki tahun 2022, Thai Airways dilaporkan kembali mengalami kesulitan keuangan. Karenanya, mereka harus menjual asset untuk meningkatkan likuiditas atau kemampuan membayar utang. Berbagai cara ditempuh, termasuk menjual kursi pesawat Boeing 747 Thai Airways yang sudah purna tugas.
Dalam laman Facebook TG Warehouse Sale, selaku mitra jual, penjualan kursi tersebut dilakukan pada hari Jumat, 10 Juni 2022. Jamnya akan dikabarkan kemudian. Demikian juga dengan jumlah kursi pesawat yang akan dijual. Itu belum diinfo.
Yang pasti, kursi pesawat Boeing 747 Thai Airways tersebut terdiri dari kursi first class dan kelas ekonomi dengan merek Koito dan Recaro. Jumlahnya sangat terbatas mengingat rumitnya perizinan dan keterbatasan tim untuk mengurusnya.
Meski harganya belum dipastikan, namun, untuk sepasang kursi first class Boeng 747 Thai Airways, itu berkisar THB35.000 atau Rp 14 jutaan sebagaimana penjualan batch pertama pada Maret lalu. Ketika itu, 30 kursi first class Boeing 747 Thai Airways ludes terjual seketika setelah penjualan via live Facebook dibuka.
Baca juga: Demi ‘Bertahan Hidup,’ Thai Airways Jual Makanan Khas Pesawat di Supermarket
Thai Airways sudah menerbangkan Boeing 747 sejak tahun 1979. Ketika itu, maskapai memulainya dengan Boeing 747-200. Sejak itu, jumlah armada terus berkembang sampai 26 unit enam 747-200, dua Boeing 747-300, dan 18 Boeing 747-400.
Sejak pandemi virus Corona tahun 2020, maskapai nasional Thailand itu hanya mengoperasikan sembilan armada Boeing 747. Namun, semua itu rencana akan dipensiunkan pada tahun 2024 mendatang.