Dehidrasi merupakan kondisi tubuh dimana seseorang kekurangan cairan dan ini bisa membuatnya tidak sadarkan diri. Hal ini karena tubuh manusia dua pertiganya merupakan berat air dan orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas, total air di dalam tubuhnya lebih rendah dibandingkan dengan yang memiliki berat badan normal.
Baca juga: Selain Banyak Minum, Dehidrasi di Pesawat Bisa Dicegah dengan Cara Ini
Sehingga bisa dikatakan orang yang memiliki kelebihan berat badan lebih mudah mengalami dehidrasi. Profesor Hardinsyah menuliskan dalam bukunya bahwa kebutuhan air bagi orang obesitas disarankan dua gelas lebih banyak dibandingkan orang dengan berat badan normal.
Selain karena faktor mudah kekurangan cairan, konsumsi air yang cukup juga ternyata akan membantu menurunkan berat badan. Sebab, air tidak mengandung kalori dan minum sebelum makan juga akan merasa kenyang sehingga asupan kalori bisa dikurangi.
Dr. dr Fiastuti Witjaksono SpGK, dari Departemen Ilmu Gizi Universitas Indonesia menjelaskan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat anti-diuretic hormone Adrinin Vasopresin (AVP). Di mana AVP berfungsi untuk menyeimbangkan cairan dalam tubuh.
Sehingga ketika seseorang mengalami dehidrasi, kadar AVP tinggi dan akan melakukan reabsorpsi cairan lebih sering. Selain itu, ketika kadar AVP tinggi, ini akan memiliki efek terhadap sel hati yakni terjadinya glikogenolisis.
Jadi glikogennya dihancurkan sehingga kadar glukosa naik. Inilah yang menyebabkan gangguan pada status hidrasi menyebabkan efek langsung terhadap noncommunicable disease.
Fiastuti menambahkan, ada beberapa penelitian yang melihat bahwa ketika seseorang dehidrasi, kadar glukosanya meningkat. Sebab, AVP juga bisa langsung bekerja di sel hati dan bersifat glikogenelisis yang menghancurkan glikogen sehingga kadar glukosa meningkat.
Dilansir KabarPenumpang.com dari newatlas.com (15/12/2020), selain itu para ilmuwan dari University of Colorado menambahkan, dengan terapi air dapat melindungi dari berbagai kondisi metabolik, seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi dan kadar trigliserida tinggi, yang terkait dengan hasil seperti penyakit jantung, stroke dan diabetes tipe 2.
Baca juga: Nissan Garap Prototipe Sistem Anti Dehidrasi Untuk Pengemudi
“Signifikansi klinis dari pekerjaan ini adalah bahwa hal itu dapat mendorong penelitian untuk mengevaluasi apakah peningkatan sederhana dalam asupan air dapat secara efektif mengurangi obesitas dan sindrom metabolik,” kata Miguel A. Lanaspa.