Monday, November 25, 2024
HomeDestinasi"Death Railway," Wisata Bersejarah dengan Kisah Kebrutalan Perang

“Death Railway,” Wisata Bersejarah dengan Kisah Kebrutalan Perang

Jalur kereta api dengan cerita menyeramkan selama pembangunannya tidak hanya lekat di Indonesia, tetapi di Negeri Gajah Putih juga punya ‘segudang’ cerita yang menyeramkan dalam pembangunannya. Salah satunya adalah “Death Railway,” warga Thailand yang antusias pun membutuhkan waktu satu hari untuk ‘mengenang’ sejarah Death Railway tersebut.

Baca juga: Jalur Nagreg: Meski Banyak Isu Gaib , Tetap Favorit Saat Musim Mudik

KabarPenumpang.com merangkum dari laman tielandtothailand.com, Death Railway merupakan julukan saat pembangunan kereta api dari Thailand menuju Burma (sekarang – Myanmar) yang dilakukan atas perintah penguasa Jepang saat Perang Dunia II. Julukan Death Railway didapat karena lebih dari seratus ribu pekerja tewas selama 16 bulan konstruksi antara tahun 1942 hingga 1943.

Kemudian setelah selesai pembangunan pada 1945, ternyata para pekerja pembangunan jalur kereta ini juga bertambah. Jalur kereta ‘maut’ ini membentang 250 mil (402,3 km) dari Ban Pong, Thailand ke Thanbuyuzayat di Burma.

Para pekerja pembangunan jalur tersebut sebagian besar meninggal karena kelelahan, disentri, infeksi dan malnutrisi. Mereka diantaranya 80 persen warga Burma, Melayu dan Tamil, sedangkan 20 persen lainnya berasal dari tahanan perang asal Amerika Serikat, Australia, Inggris, Belanda dan India.

(www.tielandtothailand.com)

Untuk menyusuri jejak sejarah jalur ini, Thailand membuka tur atau wisata Death Railway. Memulai dari Kota Kanchanaburi, wisata ini dari Sungai Kwai, Pemakaman Perang Kanchanaburi, Museum Death Railway, sungai yang menghadap ke Stasiun Tham Kra Sae dan museum Hellfire Pass Memorial.

Dalam perjalanan tersebut, jembatan di atas Sungai Kwai ini juga memiliki kereta kecil yang melayani pelancong untuk menikmati pemandangan disisi lain sungai. Saat berada di pemakaman perang Kachanaburi, pemakaman ini tempat peristirahatan terakhir dari 7.000 orang Australia, Inggris dan Belanda yang meninggal selama pembangunan Death Railway.

Awalnya para pekerja ini di kuburkan disepanjang rel kereta api, tetapi setelah ditemukan, dipindahkan pada pemakaman ini. Setelah itu, tur ini berlanjut ke Death Railway Museum dan pusat penelitian.

Dalam museum ini terdapat pameran kereta yang menghubungkan Thailand dengan Burma pada waktu itu. Pendirinya, Rod Beattie telah menhadirkan sejarah kereta api yang di Thailand.

Baca juga: Kim Jong Un Mulai Membuka Diri, Jalur Kereta Trans Siberia Diharapkan Bisa Berakhir di Seoul

Tak hanya kereta, ratusan foto hitam putih, artefak pembangunan jalur kereta api dari pekerja dan lainnya ada di sini. Sayangnya para pengunjung museum ini tidak diizinkan untuk mengambil gambar dan cukup menikmatinya untuk diri sendiri.

Hellfire Pass dan Walking Trail merupakan jalur kereta api yang dipotong tanpa bantuan alat berat melainkan dengan palu, sekop dan dinamit. Sayangnya yang tersisa hanya lorong batu ini sebagai salah satu bukti Death Railway.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru