Airbus tampaknya telah mengambil penerbangan jet komersial tanpa pilot satu langkah lebih maju setelah mengungkapkan bahwa salah satu pesawat uji cobanya telah berhasil lepas landas secara otomatis. Bila proses pengembangan berjalan lancar, bukan tak mungkin dalam beberapa tahun mendatang, hanya diperlukan satu pilot dalam setiap penerbangan.
Baru-baru ini, produsen pesawat komersial yang berbasis di Toulouse, Perancis tersebut merilis beberapa foto uji coba di bandara Toulouse-Blagnac. The European planemaker menjelaskan bahwa dalam tes yang dilakukan pada 18 Desember tersebut, sebuah A350-1000, dengan dua pilot siap untuk mengambil alih (jika sewaktu-waktu uji coba gagal), melakukan delapan lepas landas dengan otomatis.
Selain itu, foto lainnya juga memperlihatkan seorang pilot duduk dengan satu tangan pada posisi bebas (diam) saat pesawat mulai mengudara.
“Kami memindahkan tuas throttle ke pengaturan take-off dan kami memantau pesawat. Pesawat mulai bergerak dan mempercepat secara otomatis, mempertahankan garis tengah landasan pacu, pada kecepatan rotasi, tepat seperti yang dimasukkan dalam sistem. Hidung pesawat mulai terangkat secara otomatis untuk mengambil nilai take-off pitch yang diharapkan dan beberapa detik kemudian kami mengudara, ”kata Kapten Pilot Uji Coba Airbus, Yann Beaufils, seperti dikutip dari cbnc.com, Jum’at (17/1).
Menurut Airbus, teknologi dibalik uji coba tersebut berbeda dari Instrument Landing System (ILS) yang saat ini digunakan di seluruh dunia. Sebagai gantinya, perusahaan mengatakan, bahwa lepas landas otomatis dimungkinkan oleh teknologi pengenalan gambar yang dipasang langsung di pesawat.
Setelah uji coba lepas landas otomatis berhasil, pada pertengahan 2020, Airbus menargetkan akan mulai mengujicoba sistem pendaratan dan parkir (taxi way) secara otomatis.
Airbus sendiri mengungkapkan, bahwa lepas landas otomatis ini merupakan tonggak penting bagi proyek Autonomous Taxi, Take-Off & Landing (ATTOL)- salah satu dari beberapa yang dilakukan Airbus dalam mewujudkan otomasi di penerbangan.
Meskipun uji coba dilaporkan berjalan lancar, dua kecelakaan yang melibatkan Boeing 737 Max pada akhir 2018 dan awal tahun lalu telah menimbulkan kekhawatiran tentang proyek otomatisasi dalam penerbangan tersebut.
Akan tetapi, Airbus tampaknya tetap berambisi untuk terus mengembangkan teknologi tersebut. Pasalnya, kekurangan pilot dan operator maskapai penerbangan akibat penghematan yang terjadi di industri penerbangan menyebabkan The European Planemaker mencium kebutuhan otomatisasi yang lebih besar.
Baca juga: Akhirnya! “Si Manis Paus Terbang” Airbus Beluga XL Resmi Mengudara
Terhadap sebuah terobosan teknologi, pro-kontra memang tak terhindarkan. Namun, faktanya, Bank Swiss UBS pernah memperkirakan bahwa seorang pilot biasanya dalam kendali penuh dari pesawat jet selama rata-rata hanya tujuh menit pada setiap penerbangan. Ia juga mengklaim bahwa pesawat komersial dan kargo satu pilot dapat terwujud dalam lima tahun ke depan.
Salah satu bank ternama di dunia karena tingkat keamanannya yang tinggi tersebut juga mengklaim, sistem operasi satu pilot juga akan mengarah pada peluang penghematan biaya untuk industri pesawat komersial yang lebih besar, setidaknya $15 miliar atau sekitar Rp204 triliun, yang mencakup gaji pilot tahunan, pelatihan, bahan bakar, dan asuransi. Namun, sepertinya proyek tersebut tak akan berjalan mulus. Survei tahun 2017 yang dilakukan oleh UBS menemukan bahwa 63 persen orang menentang terbang dengan pesawat tanpa pilot.