Terkait dengan bocornya data manifest penumpang Lion Air yang ramai diberitakan pada Rabu (18/9) pagi tadi, salah satu member of Lion Air Grop, Malindo Air langsung memberikan keterangan resmi terkait pemberitaan yang sudah kadung viral tersebut. Seolah tidak menampik kebenaran dari pemberitaan ini, pihak Malindo Air mengatakan bahwa beberapa data pribadi penumpang sejatinya tersimpan di lingkungan berbasis cloud – dan peran dari oknum tidak bertanggungjawablah yang menyebabkan data-data ini bocor.
Baca Juga: Inilah Penjelasan Lion Air Seputar ‘Tingginya’ Harga Tiket Multiple Flight
Tim internal Malindo Air bersama penyedia layanan data eksternal, Amazon Web Services (AWS) dan GoQuo sebagai mitra e-commerce saat ini dikabarkan tengah menyelidiki atas hal tersebut. Pihak maskapai juga mengatakan bahwa mereka juga akan bekerja sama dengan konsultan cybercrime independen guna melancarkan proses penyelidikan.
“Malindo Air sudah mengambil dan melakukan langkah-langkah tepat dalam memastikan agar data penumpang tidak terganggu, sesuai Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi Malaysia 2010 (Malaysian Personal Data Protection Act 2010),” ujar PR & Communications Department Malindo Air, Andrea Liong melalui siaran pers.
Dalam kaitan tersebut, Malindo Air menyatakan tidak menyimpan rincian pembayaran setiap penumpang atau pelanggan di dalam server. Malindo Air mematuhi ketentuan Standar Kartu Pembayaran Industri dan Standar Keamanan Data (Payment Card Industry/ PCI – Data Security Standard/ DSS).
“Di sini, kami selalu patuh terhadap semua aturan, kebijakan, ketentuan dari berbagai otoritas baik lokal maupun luar negeri (internasional) termasuk CyberSecurity Malaysia dalam menjalankan bisnisnya,” tandasnya.
Selain itu, sebagai tindak pencegahan, Andrea juga menyarankan kepada setiap pengguna akun Malindo Miles untuk sesegera mungkin mengubah password mereka, “hanya jika kata sandi digunakan sama pada layanan yang lain secara online,”
Baca Juga: Masalah Manifes, Bukti Carut Marutnya Layanan Pelayaran di Tanah Air
Sebelumnya, diberitakan bahwa puluhan juta data pelanggan dari dua maskapai yang dikelola oleh Lion Air telah bocor di sebuah forum online dalam kurun waktu sebulan terakhir. Dikutip KabarPenumpang.com dari laman detik.com (18/9), adapun data yang bocor ini melingkupi informasi data penduduk, alamat, nomor telepon, alamat email hingga nomor paspor.
Data yang bocor terbagi dalam dua database, pertama berisi 21 juta data, dan database lainnya berisi 14 juta data yang tersimpan dalam file backup yang dibuat pada Mei 2019 untuk Malindo Air dan Thai Lion Air.