Thursday, July 4, 2024
HomeAnalisa AngkutanDari Soal Teknis dan Bisnis, Inilah Alasan Airbus Tidak Mungkin Buka Kembali...

Dari Soal Teknis dan Bisnis, Inilah Alasan Airbus Tidak Mungkin Buka Kembali Jalur Produksi A380

Di tengah badai Covid-19 yang membuat terpuruknya bisnis penerbangan komersial, Airbus pada tahun 2021 resmi menutup jalur produksi pesawat penumpang terbesar A380. Meski begitu, debut A380 sampai saat ini masih banyak dioperasikan oleh beberapa maskapai besar. Dan setelah pandemi berlalu, dan permintaan penerbangan komersial jarak jauh kembali normal, kemudian mengundang pertanyaan, apakah Airbus akan membuka kembali jalur produksi A380?

Baca juga: Mengharukan, Warga Iringi ‘Kepergian’ Airbus A380 Terakhir Saat Lewati Pedesaan Perancis

Keputusan untuk menghentikan produksi diumumkan oleh Airbus pada Februari 2019, dengan rencana untuk menyelesaikan pesanan terakhir pada tahun 2021. Pesawat A380 terakhir dikirimkan kepada Emirates pada Desember 2021, menandai berakhirnya produksi salah satu pesawat penumpang terbesar dan paling ikonik di dunia.

Beberapa pengamat industri penerbangan menyebut bahwa tidak mungkin bagi Airbus untuk membuka jalur produksi A380 lagi. Semenjak jalur produksi ditutup, maka jig perakitan raksasa, peralatan, logistik, dan rantai pasokan yang besar sudah tidak ada lagi. Sebuah A380 terdiri dari 4 juta suku cadang yang diproduksi di 30 negara. Membangun sebuah pesawat A380 merupakan upaya yang luar biasa dan mendorong Airbus mencapai batasnya dalam hal tenaga kerja, sumber daya, logistik, dan uang.

Sementara lokasi perakitan akhir A380 saat ini telah berubah menjadi jalur perakitan pesawat A320.

Selain faktor teknis di atas, ada beberapa poin fundamental yang menyebabkan Airbus sulit atau tidak mungkin membuka kembali jalur produksi A380, yakni:

1. Kurangnya Permintaan Pasar
Permintaan pasar untuk pesawat besar seperti A380 tetap rendah. Maskapai penerbangan lebih memilih pesawat yang lebih kecil dan lebih efisien seperti Airbus A350 dan Boeing 787, yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini.

2. Biaya Produksi yang Tinggi
Memulai kembali produksi A380 akan memerlukan investasi yang sangat besar. Biaya untuk memulai kembali produksi dan memastikan rantai pasokan yang stabil sangat tinggi, dan tidak sebanding dengan prospek penjualan yang rendah.

3. Kondisi Pasar Penerbangan
Pasar penerbangan telah berubah dengan signifikan. Ada pergeseran menuju pesawat yang lebih kecil dan efisien untuk rute point-to-point daripada pesawat besar untuk rute hub-and-spoke. Tren ini membuat pesawat seperti A380 kurang relevan.

4. Infrastruktur dan Sumber Daya
Banyak fasilitas dan infrastruktur yang digunakan untuk produksi A380 telah dialihkan untuk produksi pesawat lain yang lebih laris. Mengalihkan kembali sumber daya ini akan memakan waktu dan biaya yang signifikan.

5. Keberlanjutan Jangka Panjang
Pesawat yang lebih kecil dan efisien lebih sesuai dengan kebutuhan maskapai dalam hal fleksibilitas operasi, biaya operasional yang lebih rendah, dan efisiensi bahan bakar. A380 tidak bisa bersaing dengan keuntungan operasional dari pesawat yang lebih baru dan efisien.

6. Komitmen terhadap Pesawat Baru
Airbus telah berinvestasi dalam pengembangan dan produksi pesawat baru seperti A350 dan A321XLR yang lebih sesuai dengan permintaan pasar saat ini. Membuka kembali jalur produksi A380 akan bertentangan dengan strategi bisnis dan investasi mereka dalam pesawat yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar.

Karena faktor-faktor ini, Airbus tidak melihat alasan bisnis yang kuat untuk membuka kembali jalur produksi A380, meskipun ada nostalgia atau keinginan dari sebagian kalangan untuk melihat pesawat ikonik ini kembali diproduksi.

(Video) Airbus A380 Terakhir Sukses Terbang Perdana

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru