Sepinya penumpang selama pandemi Covid-19 mendorong beberapa maskapai di Amerika Serikat (AS) berinovasi. Itu dilakukan semata demiki kesiapan maskapai saat industri penerbangan sudah kembali ke titik normal pra pandemi.
Baca juga: Singapore Airlines Luncurkan Tempat dan Alat Makan Ramah Lingkungan dari Kertas dan Bambu
Di antara mereka ada yang menerbangkan pesawat komersial pertama berpenumpang menggunakan 100 persen bahan bakar berkelanjutan yang terbuat dari air gula dan jagung, mengganti botol dan gelas plastik dengan yang terbuat dari kertas dan bambu, sampai melakukan pendekatan teknologi melalui kecerdasan buatan (AI).
Dilansir ABC News, Alaska Airlines mengklaim berhasil membuat armada Boeing 737 dan Airbus A320-nya lebih ringan. Bukan datang dari perubahan besar-besaran terhadap pesawat, karena itu mahal, melainkan mengganti botol, gelas, dan wadah plastik di pesawat dengan bahan-bahan daur ulang.
Selain berkontribusi mengurangi produksi sampah plastik, maskapai juga berkontribusi mengurangi emisi karbon. Bobot pesawat yang lebih ringan berarti mesin juga demikian dan membakar bahan bakar lebih sedikit dari biasanya.
Alaska Airlines diketahui menggandeng Boxed Water, yang terkenal eksis memproduksi gelas dan wadah dari kertas daur ulang, menjadikannya sebagai yang pertama di AS.
Pada prosesnya, itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Maskapai melakukan penelitian panjang terkait rasa, ketahanan makanan, dan tentu saja dari sisi kesehatan serta disempurnakan dengan feed back dari penumpang.
“Masalah terbesar yang kami alami adalah plastik sekali pakai. Bahkan jika Anda memiliki program daur ulang terbaik, persentase dari plastik itu akan berakhir di tempat pembuangan sampah dan bahkan ke laut. Berbasis di Pantai Barat, kehidupan laut dan keberlanjutan sangat penting bagi kami,” kata manager of guest products Alaska Airlines, Todd Traynor-Corey.
Tak berhenti sampai di situ, maskapai yang sudah berkomitmen mencapai netral karbon atau bebas emisi pada tahun 2040 tersebut juga berinovasi dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI). Teknologi itu disebut sebagai Flyways, berfungsi untuk menyarankan rute yang lebih cepat, lebih lancar, dan ebih sedikit menghabiskan bahan bakar ke lokasi tujuan.
“Flyways mungkin adalah hal paling menarik yang pernah saya temui dalam teknologi penerbangan sejak saya bergelut di bidang ini,” kata Pasha Saleh, head of corporate development Alaska Airlines.
Tak ingin tertinggal dengan Alaska Airlines, United Airlines juga melakukan beberapa inovasi selama pandemi virus Corona.
Baca juga: Wujudkan Bandara Ramah Lingkungan, Bandara Dubai Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Disebutkan, belum lama ini maskapai itu berhasil menerbangkan pesawat komersial pertama berpenumpang menggunakan 100 persen bahan bakar berkelanjutan yang terbuat dari air gula dan jagung.
Meski harga bahan bakar berkelanjutan itu jauh lebih mahal, tetapi United Airlines tetap berkomitmen melakoni penerbangan itu sebagai bagian dari upaya bebas karbon pada 2050 mendatang, 10 tahun lebih lambat dibanding Alaska Airlines.