Saturday, October 26, 2024
HomeBandaraDari Bandara ‘Hantu’ Jadi Pelopor Kota Baru, Inilah Sejarah dan Masa Depan...

Dari Bandara ‘Hantu’ Jadi Pelopor Kota Baru, Inilah Sejarah dan Masa Depan Bandara Ngloram

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bandara Aryo Jipang-Ngloram yang berada di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Jumat (17/12). Kehadiran Bandara Ngloram diharapkan dapat mewujudkan konektivitas antar daerah, yang dapat memperlancar pergerakan masyarakat maupun distribusi barang.

Baca juga: Bakal Layani Penerbangan Berjadwal, Inilah Profil Maskapai Pelita Air, Anak Perusahaan Pertamina

Keberadaan bandara ini dipercaya akan mempercepat aktivitas ekonomi baik di Kabupaten Blora, maupun daerah sekitarnya seperti Bojonegoro, Tuban, Ngawi, Purwodadi, Rembang. “Akan lebih dekat apabila terbang lewat Bandara Ngloram,” katanya, dalam siaran pers yang diterima KabarPenumpang.com.

Meski lama menjadi bandara ‘hantu’ karena sudah 35 tahun tak beroperasi, namun, bandara yang dibangun Pertamina tersebut memiliki masa depan cerah, bahkan disebut-sebut sebagai pelopor terbentuknya kota baru.

Ir. Djati Walujastono M.Eng, Anggota Tim Reaktifasi Percepatan Pembangunan Bandara Aryo Jipang-Ngloram, Kec. Cepu, Kab. Blora, dalam sebuah tulisan, coba membeberkan sejarah bandara tersebut, lengkap beserta masa depan cerahnya.

Disebutkan, Bandara Ngloram merupakan bandara khusus yang dibangun tahun 1978 dan dihentikan operasinya pada tahun 1984. Sebelum dihentikan, bandara ini dioperasikan oleh Pertamina mulai tahun 1980-1984. Kemudian bandara ini dialihkan kepemilikannya dari PT Pertamina ke Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1988.

Pada 2007 Pemprov Jateng mengirim surat kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar Bandar Udara Ngloram, yang merupakan aset departemen, dilimpahkan kepada Departemen Perhubungan agar dapat diaktifkan.

Rencana pengaktifan kembali Bandara Ngloram dikabulkan oleh Pemerintah Pusat yang tertuang dalam surat rekomendasi pengelolaan lapangan terbang untuk Ngloram, yang diterbitkan oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafii Djamal.

Berbeda dari fungsi sebelumnya, pengembangan Bandar Udara Ngloram ditujukan untuk melayani penumpang umum dan ekspatriat dan menjadi Bandar Udara Komersial.

Sejak tahun 2019, Bandara Ngloram direvitalisasi dengan biaya Rp 132 miliar, meliputi perpanjangan runway, pelapisan, pembuatan taxiway, apron, pagar pengaman, dan terminal penumpang, dan rampung pada tahun ini.

Saat ini, Bandara Ngloram memiliki landas pacu (runway) sepanjang 1500 m x 30 m yang mampu didarati pesawat ATR 72, taxiway 142 m x 23 m, apron 90 m x 60 m, dan terminal penumpang seluas 3.526 m² yang dapat menampung kapasitas hingga 210 ribu penumpang per tahun. Sejauh ini, baru Citilink yang membuka penerbangan ke dan dari Bandara Ngloram dua kali dalam sepekan.

Baca juga: Bandara Tunggul Wulung, Jadi Basis Sekolah Penerbangan di Selatan Jawa

Ke depan, Bandara Ngloram disebut bakan menjadi pelopor terbentuknya kota bandara (Airport City) yang merupakan embrio terbentuknya konsep Aerotropolis, dengan Desa Ngloram dan Desa Kapuan menjadi tumpuannya.

Bahkan, Airport City gabungan dari Desa Ngloram dan Desa Kapuan diperkirakan bakal lebih besar daripada Kota Cepu dan menjadi kawasan komersil yang terintegrasi di Jawa Tengah.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru