Krisis politik hebat yang terjadi di Hong Kong dalam rentang waktu beberapa hari ke belakang ternyata menarik perhatian banyak kalangan. Tidak hanya itu, kondisi yang dilatarbelakangi oleh rencana pemberlakuan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi ini juga dampaknya semakin meluas dan sejumlah pihak mengkhawatirkan soal industri parisiwata yang menjadi salah satu daya tarik Hong Kong selama ini.
Baca Juga: Alipay Siap Ganti Sistem Pembayaran MTR Hong Kong dengan Scan QR Code
Kerusuhan yang ditimbulkan oleh lebih dari satu juta penduduk demonstran ini mulai merambat ke berbagai fasilitas publik – salah satunya adalah bandara. Sebagaimana dikutip KabarPenumpang.com dari laman cnn.com (26/7), pengunjuk rasa berkumpul di terminal kedatangan Hong Kong International Airport untuk menginformasikan kepada wisatawan mancanegara yang datang terkait krisis politik yang tengah terjadi di sana.
Tidak terkecuali rakyat Indonesia yang ada di Hong Kong sana, dimana Konsulat Jenderal RI (KJRI) menghimbau, “untuk menghindari penggunaan baju/kaos berawarna hitam atau pun putih serta payung kuning,” tulis pihak KJRI di laman Facebook-nya.
Terkait demonstrasi besar-besaran yang terjadi, ternyata sektor pariwisata di Hong Kong benar-benar mengalami pelemahan – kendati tidak signifikan. CEO Langham Hospitality Group., Stefan Leser mengatakan bahwa terjadi pelemahan pada sisi perhotelan yang ada di Hong Kong.
“Segmen-segmen tertentu di hotel-hotel Hong Kong kami telah mengalami penurunan,” tuturnya.
“Kendati begitu, menurut pantauan kami, perjalanan liburan tetap stabil,” tandasnya.
Ya, ternyata krisis politik yang terjadi di Hong Kong tidak terlalu berdampak signifikan terhadap perkembangan sektor pariwisata di sana – walaupun ada beberapa wisatawan yang lebih memilih untuk membatalkan semua rencana mereka untuk berlibur atau mengembangkan bisnis di Hong Kong.
Namun kondisi pariwisata yang sudah dijabarkan di atas hanyalah bersifat temporer, dimana situasi bisa berubah drastis tergantung pada tindakan yang dilakukan oleh para demonstran. Apabila mereka semakin ‘menggila’ menolak RUU ekstradisi ini, maka bukan tidka mungkin apabila sektor pariwisata di Hong Kong akan mengalami penurunan dari segi kuantitas.
Begitu juga kebalikannya, apabila kondisinya berangsur kondusif, maka sektor pariwisata di sana juga bisa kembali normal seperti sedia kala.
Baca Juga: Di Tengah Lesunya Pasar, Mulai Juni Citilink Buka Penerbangan Langsung ke Phnom Penh
Dilansir dari laman skift.com (29/7), kondisi Hong Kong saat ini tidaklah seperti yang Anda bayangkan. Ledakan demonstran hanya terjadi di beberapa titik saja, dan kiranya bagi para pelancong untuk menghindari titik-titik tersebut.
“Tidak ada alasan untuk tidak mengunjungi Hong Kong, di sini masih aman,” ujar Direktur Eksekutif dari Abercrombie & Kent Luxury Travel, Gerald Hatherly.
Sementara itu, flag carrier Garuda Indonesia yang juga membuka rute penerbangan menuju Hong Kong mengaku tidak terpengaruh apapun terkait krisis politik tersebut.
“Semua (penerbangan menuju Hong Kong) tetap berjalan normal,” ujar Humas Garuda Indonesia, Dicky Irchamsyah.