Di tengah keterpurukan pihak Boeing pasca kecelakaan dua pesawat 737 MAX 8 dalam rentang waktu 5 bulan ini, ternyata dimanfaatkan dengan jeli oleh kompetitor abadinya, Airbus. Melalui Kepala Penjualan Airbus, Christian Scherer, manufaktur kedirgantaraan asal Eropa ini dikabarkan tengah menekan penjualan dari pesawat jenis A321 yang memiliki body lebih panjang ketimbang “saudara kandungnya”, A320. Ya, ini merupakan saingan yang sepadan untuk jenis 737 MAX 8 milik Boeing.
Baca Juga: Di Balik Prahara Boeing 737 MAX 8, Mampukah Airbus ‘Curi’ Ceruk Pasar?
Sebagaimana yang diketahui bersama, era pesawat berbadan kecil yang mampu merengkuh penerbangan jarak jauh dengan efisien memang tengah naik daun belakangan ini. Para maskapai dari berbagai penjuru dunia seolah tidak melirik pesawat wide-body hanya demi menyambung nafas kas perusahaan, karena mereka beranggapan bahwa penerbangan jarak jauh dengan menggunakan pesawat wide-body seperti Airbus A380 tidaklah seefisien pesawat narrow-body – terutama dari segi load factor.
Seolah luput dari sorot kamera media, secara mengejutkan Airbus sudah meluncurkan varian A321XLR, versi terbaru dari pesawat single-aisle yang mampu meruntuhkan kedigdayaan Boeing dengan varian 737 MAX kebanggaan mereka. Seperti yang sudah disinggung di atas, A321XLR milik Airbus merupakan lawan yang sepadan bagi Boeing 737 MAX.
Kendati tidak secara terang-terangan mendeklarasikan bahwa Airbus mencoba untuk mengambil keuntungan dari keterpurukan yang tengah dialami Boeing ini, namun dengan diluncurkannya A321XLR seolah sudah menjadi pertanda yang sangat jelas bahwa perusahaan yang berbasis di Eropa ini ingin mencuri ceruk pasar Boeing.
“Saya tentu tidak mendorong perilaku apa pun untuk mencoba mengeksploitasi situasi ini, karena ini di luar batas,” ujar Christian Scherer yang mengisyaratkan bahwa Airbus tidak mungkin untuk meningkatkan produksi secara masif, dikutip KabarPenumpang.com dari laman reuters.com (18/4/2019).
Baca Juga: Berikan Dukungan Pada Boeing, Donald Trump Usulkan Rebrand 737 MAX
Akal bulus pihak Airbus untuk mencuri konsumen dari Boeing semakin terlihat manakala adanya rencana peningkatan produksi dari varian ini yang digalang-galang akan dimulai pada tahun depan, dari 57 pesawat menjadi 63 pesawat. Sebenarnya, angka 63 pesawat yang diproduksi oleh pihak Airbus dalam sebulan ini lebih sedikit dari rencana awal yang mereka ramu – 70 pesawat. Hal ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan potensi dari pihak pembuat mesin yang mengaku kewalahan untuk menjabani permintaan dari Airbus.