Sebagai salah satu maskapai Low Cost Carrier (LCC) yang sekaligus merupakan anak perusahaan dari Garuda Indonesia, Citilink mencatatkan namanya sebagai salah satu penyumbang terbesar dari keuntungan yang diperoleh Garuda Indonesia Group (GIG) pada kuartal ketiga tahun 2017. Secara otomatis, sumbangsih yang dilakukan oleh Citilink ini merupakan dampak dari kenaikan jumlah penumpang yang cukup signifikan pada periode 9M-2017.
Sebagaimana pantauan langsung KabarPenumpang.com pada acara konferensi pers yang diadakan oleh Garuda Indonesia, Rabu (25/10/2017) di Gedung ACS, Bandara Soekarno Hatta kemarin, sebesar 22,1 persen dari total operating revenue GIG disumbang dari seluruh anak perusahaan. Artinya, dengan keuntungan sebesar US$3,1 miliar yang diperoleh GIG dalam waktu sembilan bulan terhitung sejak awal tahun 2017, keuntungan dari anak-anak perusahaan GIG sendiri mencapai US$687,2 juta.
Khusus Citilink, perusahaan ini mampu menyumbang 14 persen atau setara dengan US$436.000 terhadap operating revenue GIG dalam sembilan bulan ini. Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N. Mansury menyampaikan, kinerja yang profitable dan kemampuan anak perusahaan yang bisa berkompetisi dengan para kompetitor di industri serupa merupakan dua kunci yang dapat mendongkrak keuntungan dalam grup tersebut. “Harus bisa kompetitif dengan cost yang sebanding dengan perusahaan lain yang sejenis,” ungkap Pahala.
Sementara itu, GIG mencatat kenaikan pada jumlah penumpang yang diangkut oleh Citilink, yaitu dari 8.2 juta penumpang pada 9M-2016 menjadi 9 juta penumpang pada 9M-2017. Sedangkan Citilink sendiri mencatatkan kenaikan penumpang sebesar 11,4 persen, dari 3,1 juta penumpang pada Q3-2016 menjadi 3,4 juta penumpang pada 3Q-2017.
Secara keseluruhan, sepanjang periode Q3-2017, Garuda Indonesia Group (Garuda Indonesia dan Citilink) mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 1,4 persen, yaitu dari angka 9,5 juta penumpang pada Q3-2016 menjadi 9,6 juta penumpang pada Q3-2017.
Sebelumnya, diketahui Citilink menerima kucuran dana segar dari induk perusahaannya, Garuda Indonesia senilai US$ 15 juta yang ditandatangani tertanggal 29 September 2017. “Dasar pertimbangan perseroan melaksanakan transaksi tersebut adalah untuk memperkuat struktur permodalan Citilink di tengah persaingan industri penerbangan yang sangat kompetitif, khususnya segmen Low Cost Carrier (LCC),” ujar Helmi Imam Satriyono, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Selasa (3/10/2017). Adapun jangka waktu pinjaman ini adalah selama 13 bulan dan merupakan transaksi afiliasi.
Transaksi afiliasi ini dikecualikan dari kewajiban untuk mengumumkan keterbukaan informasi kepada masyarakat, pasalnya ini merupakan transaksi perseroan dengan perusahaan terkendali yang sahamnya atau modalnya dimiliki secara langsung ataupun tidak langsung paling kurang 99 persen.