Saturday, October 26, 2024
HomeHot NewsCilejit – Parungpanjang, Satu–satunya Jalur Ekstrem yang Dilewati KRL

Cilejit – Parungpanjang, Satu–satunya Jalur Ekstrem yang Dilewati KRL

Kejadian yang menimpa KRL pada Rabu lalu mengakibatkan anjloknya roda saat melintasi kawasan Cilejit. Anjlok yang terjadi pada pukul 10.22 WIB tersebut membuat perjalanan KRL lainnya terganggu karena beberapa perjalanan KRL melewati jalur kiri. Kecepatan yang ditempuh melewati jalur tersebut 30 – 40 kilometer per jam mulai dari KM 47 sampai KM 50. Tak heran banyak kereta yang melewati jalur tersebut kecepatan harus dibatasi.

Baca juga: Ini Efek KRL Anjlok yang Terjadi di Petak Parungpanjang – Cilejit

Namun, kalian tau tidak bahwa jalur tersebut memang terkenal dengan jalur ekstremnya. Ini karena adanya tikungan besar dan ganda di area tersebut. Berdekatan dengan jembatan Kali Cimatuk dan perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dengan Banten ini jalur yang terkenwl sebagai jalur kulon memiliki tikungan 90 derajat. Jika dilihat dan sambangi, patahan tikungan memang terlihat dari kejauhan saat naik KRL. Tak hanya itu, masinis setiap melewati tikungan tersebut selalu memperlambat laju keretanya dan beberapa kali menoleh ke belakang rangkaian KRL hingga melihat tanda akhir kereta (Semboyan 21).

Untuk jalur yang terbilang ekstrem ini memiliki jalur ganda. Untuk jalur dari Serpong ke Rangkasbitung yang merupakan jalur pertama saat single track, kereta api yang melintas harus memperlambat lajunya antara 20 – 30 kilometer per jam, sedangkan jalur sebelahnya dari Rangkasbitung menuju Serpong hingga Tanah Abang merupakan jalur baru yang melewati jembatan beton bisa ditempuh kecepatan hingga maksimal 40 kilometer per jam. Namun begitu banyak kereta api yang melintasi area ini berkecepatan 30 hingga 40 kilometer per jam.

Baca juga: Ini Penyebab KRL Berjalan Perlahan di Petak Cilebut – Bojonggede

Selain KRL, kereta api yang melewati area tikungan besar ini adalah kereta api angkutan batu bara dari Cigading tujuan Nambo. Jadi lokomotif pun melewati tikungan besar ini. Sejak jaman kereta lokal dari Jakarta ke Rangkasbitung hingga Merak masih beroperasi, perjalanan melewati jalur ini cukup ramai meski KRL setelah itu melintas hingga Stasiun Rangkasbitung. Jalur kereta api yang menikung cukup tajam di area ini tetap memberlakukan kecepatan maksimal tak lebih dari 40 kilometer per jam. Dan masinis yang menjalankannya selalu tetap berhati – hati agar kejadian serupa tidak terulang kembali. (PRAS – Cinta Kereta Api)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru