Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Senin (16/3/2020) kemarin mengambil langkah untuk mengurangi jumlah moda transportasi umum. Bahkan jam beroperasi hingga jarak kedatangannya pun cukup jauh dari biasanya. Keputusan tersebut diambil untuk mengurangi orang-orang terinfeksi virus corona yang saat ini tengah berkembang.
Hal ini kemudian membuat antrian yang mengular yang padahal awalnya adanya pembatasan tersebut untuk mengurangi antrean serta pemberian jarak satu penumpang dan lainnya. Meski begitu sehari setelahnya atau Selasa (17/3/2020) semua moda transportasi seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta dan TransJakarta beroperasi dengan normal. Namun, apakah hanya Indonesia khususnya Jakarta yang mengalami pembatasan dengan moda transportasinya?
Ternyata setelah ditelusuri oleh KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, nyatanya banyak juga negara yang melakukan pembatasan bagi moda transportasinya. Selain itu beberapa dari mereka justru tak beroperasi karena negara atau daerah tersebut memberlakukan lockdown.
Seperti di Ukraina yang melakukan penutupan pada transportasi umumnya. Presiden Volodymyr Zelensky membuat proposal dan memberlakukan pembatasan pada pergerakan domestik salah satunya adalah menutup penuh tiga sistem metro.
Tiga sistem yang ditutup ada di Kiev, Kharkiv dan Dnipro hingga 3 April 2020 mendatang. Tak hanya itu Pemerintah juga menghentikan semua penerbangan dari dan ke negara tersebut. Sedangkan di Israel melakukan perubahan pada rute transportasi umumnya mengikuti pedoman pemerintah yang baru di rilis.
Adapun perubahan tersebut yakni jalur transportasi umum yang menuju pusat perbelanjaan makanan, pusat perawatan kesehatan dan tempat kerja akan terus beroperasi. Untuk jalur transportasi pada malam hari, tujuan ke pusat pendidikan dan pusat hiburan dibatalkan. Bahkan halte bus yang ada di lokasi tidak penting pun tidak dilalui.
Dalam pembatasan ini, pihak Kementerian Perhubungan Israel akan mencatat kebutuhan penumpang dan operator transportasi diinstruksikan untuk memastikan tidak ada kepadatan penumpang. Dalam beberapa hari terakhir, permintaan akan angkutan umum turun puluhan poin.
Tak hanya itu sejak hari ini, Selasa (17/3/2020), tidak diperbolehkan melakukan pembayaran angkutan umum dengan uang tunai melainkan menggunakan kartu perjalanan Rav Kav. Warga Sydney di Australia juga dihimbau untuk menghindari angkutan umum pada peak hour untuk meminimalisir terinfeksi virus corona. Menurut Menteri Transportasi Andrew Constance, perjalan off-peak menjadi salah satu metode yang dapat diadopsi penumpang untuk mengurangi kemungkinan penularan virus antar manusia.
“Sementara staf telah meningkatkan upaya pemeliharaan dan pembersihan pada jaringan sebagai tanggapan terhadap virus corona, pelanggan perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra juga. Pertama-tama dan terutama kami meminta Anda untuk tinggal di rumah dan menghindari bepergian jika Anda tidak sehat. Anda tidak dapat menularkan virus corona jika Anda sendirian di rumah,” kata Constance.
Tapi selain itu, kata menteri, bepergian di luar jam sibuk dapat membantu mengurangi kemungkinan penularan karena “orang sakit di dekat orang lain menyebabkan penyebaran virus global”. Transport for NSW bekerja dengan NSW Health, agensi pemerintah lainnya dan operator swasta untuk meningkatkan keselamatan pelanggan. “Pasukan” pembersihan telah dikerahkan melintasi kereta, bus, feri, dan jaringan kereta ringan, kata Constance, dengan fokus khusus pada area lalu lintas tinggi termasuk stasiun Central, Town Hall, dan Wynyard di CBD Sydney.
Baca juga: Malaysia Berlakukan “Lockdown,” Ini Enam Ketentuan yang Harus Dipatuhi
Pelanggan didorong untuk menggunakan Opal atau pembayaran tanpa kontak lainnya jika memungkinkan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran virus corona. Petugas pemeriksa tiket akan memeriksa kartu wisatawan atau kartu kredit pelancong tanpa menyentuhnya. Semua orang baik staf dan penumpang akan diberi tahu kebersihan tangan yang baik sangat penting setelah menyentuh pegangan, rel, kancing dan jendela pada angkutan umum.