Saturday, October 26, 2024
HomeDaratCegah Gajah Tertabrak Kereta, India Hadirkan Sensor Pengaktif Lampu di Sepanjang Rel

Cegah Gajah Tertabrak Kereta, India Hadirkan Sensor Pengaktif Lampu di Sepanjang Rel

Akhir bulan lalu, tepatnya 26 November 2021, tiga ekor gajah ditabrak kereta api tujuan Chennai dekat Coimbatore, India. Tertabraknya gajah-gajah itu karena tidak ada sistem apa pun di jalur kereta, sehingga tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghalau para gajah melintas di rel ketika malam hari.

Baca juga: Halau Rusa dan Hewan Liar Masuk ke Rel, JR East Pasang Shika Sonic

M Abraham Antony yang adalah fotografer konservasi yang bergegas di Coimbatore langsung ke lokasi setelah mendapat kabar kecelakaan. Dia bahkan bebicara pada orang-orang yang tinggal di sekitar lokasi kejadian untuk tahu apa yang terjadi sebenarnya.

“Anak gajah itu bermain-main dan memposisikan dirinya di trek. Kemudian induk jantan berdiri disebelahnya dan induk betina berusaha membuat bayi gajah bergerak,“ ujar Antony.

Insiden ini bukan sekali dua kali terjadi di saat malam hari. Untuk menghindarinya, M Ananda Kumar, ilmuwan di konservasi alam di MySore mengatakan, itu semua ada dalam kendali masinis. Dia menyebutkan, masinis harus peka dengan daerah yang dia lewati dan mengingat untuk memperlambat laju kereta di sepanjang habitat gajah.

Namun masalahnya adalah untuk mengurangi kecepatan lebih sulit dilakukan karena kereta meluntasi berbagai lanskap dan ketinggian. KabarPenumpang.com melansir laman thehindu.com (3/12/2021), solusi lainnya adalah dengan menggunakan sensor yang memicu lampu di sepanjang rel kereta api.

“Masinis merespons lampu tanpa sadar. Sebuah sistem di mana lampu memperingatkan mereka tentang pergerakan gajah akan membantu mereka memperlambat dan mungkin akan mengurangi kematian gajah di rel,” kata Ananda.

Tak hanya itu, Departemen Perkeretaapian dan Kehutanan harus bekerja dengan LSM lokal dan penduduk sekitar untuk mebuat langkah seperti itu. Ananda pun menyarankan agar lampu yang digunakan berwarna oranye. Sebab ketika menggunakan warna merah atau hijau bisa mengganggu sistem persinyalan kereta api.

“Kita bisa punya penyangga satu kilometer untuk masinis untuk mendapatkan isyarat. Kami memiliki insinyur yang bersedia bekerja sama untuk mengerjakan sistem pemantauan berbasis sensor ini yang berpotensi menyelamatkan nyawa,” kata Ananda.

“Kami tidak dapat mengusir gajah, tetapi kami dapat secara efektif menggunakan teknologi untuk mengurangi kematian di rel kereta api. Yang dibutuhkan hanyalah kerangka berpikir yang tepat untuk menemukan solusi atas masalah ini,” tambahnya.

Dua tahun lalu, proyek serupa dicoba di Taman Nasional Rajaji. “Institut Margasatwa India dan Organisasi Instrumen Ilmiah melakukan proyek percontohan yang menyebarkan sensor seismik untuk memperingatkan masinis tentang pergerakan gajah di rel kereta api. Proyek tahap selanjutnya, yaitu bagaimana mengirimkan sinyal ini ke masinis, belum dilakukan,” kata Bivash Pandav, Direktur, Masyarakat Sejarah Alam Bombay.

Idealnya, kata Bivash, jalan dan jalur kereta api tidak boleh memotong habitat gajah. Tetapi yang sudah ada tidak dapat dibatalkan, dan langkah-langkah untuk mengurangi konflik manusia-hewan adalah kebutuhan saat ini. Bersamaan dengan teknologi tersebut, dia merasa perlu ada tim yang kuat untuk memantau pergerakan gajah di area sensitif.

Baca juga: Halau Rusa di Jalur Kereta, Peneliti Jepang Pasang Klakson Suara Anjing Melolong di Lokomotif

Sementara itu di Coimbatore, pagar rel kini dibuat membentang di sepanjang jalur antara Kanjikode dan Madukkarai untuk mencegah penyeberangan gajah.






















RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru