Ada kabar baik bagi Anda para pilot yang ingin mengadu nasib di maskapai asing, pasalnya Riyadh Air, second flag carrier Arab Saudi yang berbasis di kota Riyadh, punya proyeksi untuk merekrut penerbang dalam jumlah besar. Menghadapi kekurangan pilot global untuk memenuhi rencana ambisius namun dengan jaringan rute yang unik, Riyadh Air berencana mempekerjakan 700 pilot dalam tiga tahun ke depan.
Dalam menghadapi kekurangan pilot internasional, Riyadh Air ingin mempekerjakan 700 pilot dalam 3 tahun untuk menerbangkan Boeing 787-9 – dan nantinya juga akan melayani penerbangan dengan pesawat berbadan sempit (narrow body) di masa depan. Riyadh Air menjanjikan jaringan point-to-point untuk membantu jaringan pariwisata Saudi, ditambah gaji dan tunjangan yang kompetitif.
Dikutip dari Gulf News, belum lama ini, Chief Operating Officer Riyadh Air Peter Bellew, memberitahukan bahwa Riyadh Air membutuhkan 700 pilot selama tiga tahun ke depan. “Kami memperkirakan orang-orang akan bergabung secara fisik dengan kami mulai Januari hingga April tahun depan. Perekrutan untuk kelompok inti akan berlanjut hingga Desember tahun ini,” ujar Bellew.
Namun maskapai ini mempekerjakan lebih dari sekadar pilot. Kita harus ingat bahwa menjalankan sebuah maskapai penerbangan saat ini membutuhkan awak kabin, teknisi, dan profesional TI serta sejumlah staf lainnya. Seleksi sedang dilakukan, dan roadshow rekrutmen awak kabin global seperti yang dilakukan Emirates juga sedang dilakukan. Saat ini, Riyadh Air sedang membuka lowongan untuk staf bandara, tenaga audit, awak kabin, dan staf ruang tunggu.
Riyadh Air menawarkan pendekatan baru terhadap penerbangan Timur Tengah. Penerbangan Timur Tengah semakin ditentukan oleh operasi ruji dan hub, di mana Qatar Airways, Etihad, dan Emirates mengoperasikan operasi ruji global untuk melayani bandara hub mereka. Sebaliknya, Riyadh Air, yang didanai oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi, memiliki tujuan yang jelas, menurut situs webnya
Riyadh Air berupaya memimpin industri penerbangan dengan mentransformasi Arab Saudi, mengingat lokasi strategisnya yang unik, menjadi pusat penerbangan dan perdagangan global.
Penerbangan point-to-point menjadi tawaran dari Riyadh Air. Maskapai ini juga memburu pesawat yang dimaksudkan untuk penerbangan tersebut. Laporan dari Aerotime Hub menunjukkan bahwa Riyadh Air sedang mempertimbangkan setidaknya 150 pesawat berbadan sempit dan lebih memilih pesawat Boeing 737 MAX. Pesawat MAX akan melengkapi armada 787 yang sudah dipesan maskapai tersebut.