Sebanyak lima orang tewas dan 21 lainnya luka-luka setelah sebuah bus di Fujian, Cina Timur menabrak pejalan kaki pada hari Natal 25 Desember 2018. Bus tersebut menabrak pejalan kaki saat dibajak oleh seseorang yang kini sudah diamankan dan tengah diselidiki oleh pihak kepolisian setempat.
Baca juga: [Video] Penumpang dan Pengemudi Bertengkar, Bus Terjun Bebas ke Sungai
KabarPenumpang.com melansir dari laman japantimes.co.jp (25/12/2018), pembajakan bus itu terjadi pukul 15.20 di kota Longyan. Pelaku pembajakan menyerang seorang penumpang wanita sebelum mengambil alih atas bus. Kemudian, setelah pelaku mengambil alih bus, perjalanan menjadi tidak semestinya dan kemudian menabrak pejalan kaki di Longyang.
Seorang polisi yang tengah berada disitu ikut menjadi korban tewas setelah tertabrak bus. Kemudian dalam sebuah video yang diunggah oleh salah satu kantor berita di Cina, terlihat beberapa orang berbaring dijalan dekat bus yang menabrak. Bus juga terlihat rusak parah dibagian depannya.
Tak hanya itu, di tangga bus darah juga terlihat mengalir. Atas kejadian tersebut, pihak kepolisian mengamankan pelaku pembajakan yang membawa pisau dan menahannya. Tersangka masih dalam identifikasi dan pihak keamanan masih belum mau berkomentar akan peristiwa nahas tersebut.
Selain pembajakan bus yang mengakibatkan pejalan kaki tewas, pada akhir November 2018, sebuah mobil menabrak sekelompok anak-anak yang tengah menyeberang dari sekolah dasar di Liaoning timur laut. Akibatnya ada lima anak tewas dan sekitar 18 luka-luka.
Pengemudi yang diamankan mengaku memilih korban secara acak dan mempertimbangkan untuk melakukan bunuh diri setelah adanya masalah rumah tangga. Awal bulan itu, sekitar 15 orang tewas ketika sebuah bus jatuh dari sebuah jembatan di kota Chongqing barat daya, setelah pengemudi berkelahi dengan seorang penumpang yang kelewatan halte busnya untuk turun.
Baca juga: Diserang Pitbull di Bus, Pria Difabel Gugat Departemen Transportasi di New Mexico
Untuk diketahui, kecelakaan mobil kerap kali terjadi di Cina sehingga otoritas transportasi telah berjuang untuk menegakkan peraturan keselamatan yang sering dilanggar. Kejahatan dengan kekerasan juga meningkat di Tiongkok dalam beberapa dekade terakhir karena kesenjangan antara kaya dan miskin melebar dengan cepat. Studi juga menggambarkan peningkatan prevalensi gangguan mental, beberapa dari mereka terkait dengan stres karena laju kehidupan menjadi lebih cepat dan sistem pendukung yang memudar.