Monday, November 25, 2024
HomeBus AKAPBus Bisa Terbakar Karena Power Bank? Simak Dulu Penjelasan Ini

Bus Bisa Terbakar Karena Power Bank? Simak Dulu Penjelasan Ini

Kejadian kebakaran yang menimpa bus pariwisata asal Malang di Tol Pandaan-Malang beberapa waktu lalu menjadi perbincangan di media sosial. Belum diketahui secara pasti penyebab peristiwa tersebut, akan tetapi banyak yang menduga power bank adalah biang keroknya.

Baca juga: Powerbank Tenaga Surya, Andalan Ketika Berlibur di Alam Tanpa Soket Listrik

Namun, dugaan tersebut akhirnya dipatahkan oleh salah satu penumpang bus melalui komentarnya di salah satu unggahan video detik-detik terbakarnya bus. Dia menegaskan tidak ada satupun penumpang yang mengisi daya power bank di dalam bus.

Dia menyebut asap muncul secara tiba-tiba dari bagian belakang atau mesin bus. Beberapa penumpang yang duduk di belakang juga merasakan hawa panas sebelum bus berhenti untuk evakuasi penumpang dan akhirnya terbakar habis.

Power bank yang diisi dayanya lewat fasilitas colokan listrik di dalam bus selama ini dianggap menjadi penyebab terjadinya kebakaran atau kerusakan kelistrikan bus. Demikian halnya dengan laptop dan kamera yang dianggap sebagai sumber masalah tersebut.

Oleh karena itu, beberapa perusahaan otobus (PO) atau kru bus dengan inisiatifnya melarang penggunaan fasilitas colokan listrik untuk pengisian daya perangkat tersebut. Berlaku untuk colokan listrik rumahan yang biasanya diletakkan di bagasi atas (stop kontak) atau port USB.

Sayangnya, ketika ditanya oleh penumpang alasan pelarangan itu sebagian besar mereka tak bisa memberikan alasan spesifik. Mereka hanya menyebut pengisian daya power bank, laptop, dan kamera bisa menyebabkan kebakaran.

Influencer otomotif Muhamad Abdul Wahid atau Mas Wahid yang juga pemilik dari PO Pesona Transport mencoba memberikan penjelasan singkat mengenai hal tersebut. Dia menyebut sistem kelistrikan pada bus tidak didesain untuk memenuhi kebutuhan listrik yang besar, termasuk mengisi daya perangkat dengan daya listik besar.

Jika digunakan untuk mengisi daya perangkat yang melebihi kapasitasnya, maka yang terjadi adalah panas berlebih pada komponen kelistrikan. Hal itu tentunya berpotensi merusak komponen, khususnya kabel yang berpotensi menyebabkan kebakaran atau konsleting.

“[Sistem kelistrikan] bus cuma didesain untuk charging hp demi mendukung para penumpang untuk tidak kehabisan daya baterai ponsel supaya dpt mendokumentasikan perjalanan dan memberi kabar keluarga,” demikian disampaikan Mas Wahid lewat unggahannya di akun @maswahid beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, risiko paling ringan yang harus dihadapi akibat penggunaan daya berlebih pada sistem kelistrikan bus adalah rusaknya komponen dinamo ampere atau alternator sebagai pengisi daya. Hal itu tentunya menyebabkan seluruh perangkat kelistrikan bus tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya, termasuk lampu-lampu penerangan.

“Sebagai pengemudi saya pernah mengalami efek teringan seperti ini. Saat saya tugas malam menggantikan pengemudi utama, nyaris sepanjang Jatim-Jateng tanpa listrik, lampu utama redup, dan lain-lain terganggu,” ungkapnya.

Kerusakan lain yang kerap terjadi akibat penggunaan daya berlebih adalah inverter mati total atau terbakar. Seperti diketahui, arus listrik yang dihasilkan oleh alternator dan disimpan pada aki adalah arus searah (DC) dengan tegangan 24V. Sementara arus dan tegangan yang dibutuhkan oleh perangkat elektronik pada umumnya adalah arus bolak-balik (AC) dengan tegangan 110-220V.

Inverter bertugas mengonversi atau menyesuaikan arus dan tegangan tersebut. Biasanya, inverter memiliki kemampuan yang terbatas, tak lebih dari 1000W. Tentunya daya sebesar itu harus dibagi-bagi dan tidak semuanya dialokasikan untuk kebutuhan colokan listrik.

Baca juga: (Lagi) Powerbank Meledak di Penerbangan AirAsia Rute Kuala Lumpur-Hong Kong

Inverter juga digunakan untuk menyuplai listrik yang dibutuhkan oleh perangkat hiburan bus seperti televisi, mikrofon, dan beberapa perangkat audio. Demikian halnya dengan perangkat tambahan berupa dispenser dan coffee maker yang kerap ditemui di bus-bus masa kini. (Bisma Satria)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru