Friday, January 24, 2025
HomeAnalisa AngkutanBuntut Musibah Jeju Air Flight 2216, Tanggul Beton di Beberapa Bandara Korea...

Buntut Musibah Jeju Air Flight 2216, Tanggul Beton di Beberapa Bandara Korea Selatan Akan ‘Dipindahkan’

Buntut dari musibah yang menimpa Jeju Air Flight 2216 yang menewaskan 179 orang, pemerintah Korea Selatan akan meninjau sistem keselamatan yang terkait dengan pendaratan darurat di bandara di seluruh negeri. Rencana tersebut di antaranya pemindahan tanggul beton di Bandara Internasional Muan.

Seperti yang dilaporkan oleh Korea Times, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan telah mengidentifikasi tujuh bandara dengan struktur berbahaya di dekat landasan pacu dan akan memprioritaskan penyesuaian keselamatan.

Ungkap Misteri Jeju Air Flight 7C 2216, Cockpit Voice Recorder (CVR) “Kotak Hitam” Dibawa ke Amerika Serikat

Meskipun belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan Jeju Air Flight 2216 , banyak ahli berpendapat bahwa tanggul beton di Bandara Muan kemungkinan membuat insiden tersebut lebih fatal.

Struktur di setiap bandara akan disesuaikan mengikuti peraturan pemasangan yang relevan dan dengan solusi yang dapat diterapkan dengan cepat. Para pejabat bertujuan untuk menyederhanakan peraturan tertentu untuk memastikan penyesuaian keselamatan selesai dalam paruh pertama tahun 2025 dan paling lambat akhir tahun.

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi juga telah mengidentifikasi tujuh bandara dengan area keselamatan landasan pacu yang lebih pendek dari yang direkomendasikan yaitu 240 meter (787 kaki) dan telah memperpanjangnya. Area keselamatan landasan pacu (RSA), yang ditemukan berdekatan dengan atau di ujung landasan pacu, berfungsi sebagai mitigasi keselamatan utama untuk penyimpangan landasan pacu.

Namun, menurut Korea Times, jika tidak ada cukup ruang untuk memperluas area tersebut, pemerintah juga mempertimbangkan untuk memasang sistem penahan material rekayasa (EMAS), yang membantu menghentikan pesawat dengan aman jika melewati landasan pacu.

Pihak berwenang masih menyelidiki insiden Jeju Air Flight 2216 , tetapi beberapa detail penting telah muncul. Sekitar dua minggu setelah penyelidikan, pihak berwenang Korea Selatan mengungkapkan bahwa kotak hitam dari Boeing 737 Jeju Air telah berhenti merekam sekitar empat menit sebelum kecelakaan. Baik perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) berhenti mengumpulkan data selama tahap kritis ini, membuat penyelidikan menjadi lebih rumit.

Seorang mantan penyelidik mencatat bahwa semua daya ke kotak hitam mungkin telah diputus, yang jarang terjadi. Minggu lalu, penyelidik menemukan bulu burung dan darah di kedua mesin pesawat, yang mengarah pada serangan burung (bird strike) ganda. Beberapa menit sebelum kecelakaan, kru telah melaporkan adanya tabrakan burung dan mengumumkan keadaan darurat sebelum memulai upaya penyelamatan.

Bandara Internasional Muan, Jadi Saksi Bisu Musibah Tragis Jeju Air Flight 2216

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru