Saturday, October 26, 2024
HomeHot NewsBuntut Insiden 25 Mei, Air Asiana Stop Jual Kursi di Barisan Pintu...

Buntut Insiden 25 Mei, Air Asiana Stop Jual Kursi di Barisan Pintu Darurat

Penumpang pesawat berebut mendapatkan sederet keuntungan bila duduk di emergency exit row, mulai dari legroom lebih lega sampai headroom -karena tak ada kompartemen bagasi di atas kepala- lebih tinggi dibanding kursi ekonomi lainnya. Namun, posisi duduk di barisan pintu darurat menjadi petaka dalam penerbangan Asiana Airlines Flight OZ8124, rute Jeju – Daegu, Korea Selatan.

Baca juga: Benarkah Penumpang yang Duduk di Sebelah Pintu Darurat Pesawat Mendapat Legroom Lebih Luas?

Pada hari Jumat, 25 Mei 2023, seorang penumpang pria dengan sengaja membuka pintu darurat (emergency door) di pesawat yang tengah mengudara. Insiden itu terjadi pada pesawat Airbus A321-200 yang membawa hampir 200 penumpang tengah mendekati landasan pacu di Bandara Internasional Daegu, sekitar 240 km tenggara Seoul.

Meski menimbulkan trauma bagi para penumpang, pesawat akhirnya dapat mendarat dengan selamat tetapi beberapa orang dirawat di rumah sakit tanpa ada yang mengalami luka serius.

Sang pelaku yang berusia 30-an mengatakan kepada polisi Daegu bahwa dia ingin keluar dari pesawat karena merasa “tercekik” di dalam kabin. Dia juga berada di bawah tekanan karena sedang menganggur, kata pihak berwenang. Atas aksinya, pria itu kini menghadapi dakwaan pidana 10 tahun penjara.

Lepas dari insiden di atas, manajemen Air Asiana untuk saat ini memutuskan untuk tidak menjual beberapa kursi di dekat pintu darurat. Mulai Minggu ini, kursi darurat 31A dan 26A pada 14 jet A321-200 tidak lagi ditawarkan untuk dijual. “Sebagai tindakan pencegahan keamanan, langkah ini akan berlaku meski penerbangan dalam kondisi penuh (penumpang),” ujar juru bicara Air Asiana.

Baca juga: Katanya Gerah, Wanita ini Buka Pintu Darurat Pesawat dan Berjalan di Sayap

Sebagai catatan, pesawat secara otomatis diatur untuk menyesuaikan tekanan kabin sesuai dengan ketinggian pesawat. Sehingga saat pesawat berada di udara tinggi, tidak mungkin pintu darurat dapat dibuka, tetapi saat pesawat berada di ketinggian rendah dan mendekati pendaratan, maka pintu darurat bisa dibuka, seperti yang terjadi pada insiden Air Asiana, kala itu pesawat tengah berada di ketinggian 213 meter.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru