Bukan Kuala Lumpur-Singapura, gelar rute tersibuk di dunia pada tahun 2019 rupanya jatuh ke tangan Korea Selatan, tepatnya rute Seoul-Jeju yang notabene hanya berjarak satu jam 10 menit. Sepanjang tahun lalu, rute Seoul-Jeju dilalui sekitar 85 ribu penerbangan dari delapan maskapai berbeda.
Baca juga: Rute Domestik Tersibuk di Dunia Ternyata Hanya 400 Km, Setara Jakarta-Semarang
Menurut analis Official Airline Guide (OAG), penerbangan antara Seoul (GMP) dan Jeju (CJU) melibatkan sekitar 17 juta kursi selama setahun. Lebih rinci lagi, itu berarti sekitar 48.000 kursi per hari dan sekitar 40 persen lebih banyak dari kapasitas rute tersibuk kedua di dunia, Sapporo-Tokyo.
Umumnya, perjalanan penumpang di rute-rute tersebut untuk tujuan wisata, bukan. Setiap tahunnya, ada sekitar 15 juta pengunjung tiba di Pulau Jeju. Seharusnya, bila penumpang tujuan wisata berhasil mendongkrak frekuensi penerbangan, rute-rute tersibuk di dunia justru melibatkan Perancis, Amerika Serikat, dan Spanyol, yang notabene selalu diserbu wisatawan mancanegara setiap tahun.
Dilansir Simple Flying, dalam kondisi normal (di luar pandemi Corona) penerbangan yang hanya berjarak 450 km ini memberangkatkan pesawat sekitar 10 menit sekali ke dan dari Jeju-Seoul. Dengan catatan tersebut, rute ini juga menjadi rute domestik yang paling kompetitif ke-10 dalam hal jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi.
Sejauh ini, ada sekitar delapan maskapai penerbangan yang beroperasi di dua destinasi wisata favorit di Korea Selatan itu, seperti T’Way Air, Air Seoul, Jin Air, Jeju Air, Air Busan, dan Eastar Jet. Di luar enam maskapai kecil itu, Korean Air dan Asiana jadi dua maskapai besar yang juga mengambil keuntungan dari daya tarik rute tersebut. Ke delapan maskapai tersebut pada umumnya mengoperasikan beragam pesawat, seperti Airbus A330, Boeing 767, serta Boeing 777-200.
Baca juga: Khusus ke Pulau Jeju, Bertandang ke Korea Selatan Memang Tak Perlu Visa
Di tengah pandemi Corona, rute Seoul-Jeju juga masih tergolong dalam kondisi baik. Tentu karena rute itu masuk dalam kategori rute domestik, sehingga memungkinkan orang-orang Korea Selatan menghabiskan waktu di destinasi wisata yang kerap disandingkan dengan Hawaii tersebut. Sejauh ini, masih ada sekitar 850 penerbangan per pekan, tergolong banyak dibanding rute domestik lainnya.
Akan tetapi, seiring membludaknya kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, Pulau Jeju mulai menghadapi masalah klasik yang tak terkait dengan penerbangan; sampah. Pengunjung asal Cina, Malaysia, Thailand dan Jepang yang setiap tahun angkanya terus membengkak juga menyebabkan kemacetan lalu lintas dan membuat pantai tercemar.