Kedinding bukan pergi menempel atau menuju ke dinding tembok. Tapi Kedinding yang satu ini merupakan nama sebuah stasiun? Ya, ini adalah nama stasiun di Indonesia dan bukan satu-satunya yang memiliki nama aneh. Jadi bisa dikatakan nama stasiun aneh dan unik di Indonesia cukup banyak.
Baca juga: “Warung Bandrek,” dari Tempat Minum Sampai Jadi Nama Stasiun Kereta
Stasiun Kedinding ini letaknya berada di sebuah desa bernama Kedinding di kecamatan Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur. KabarPenumpang.com menghimpun dari beberapa laman sumber bahwa ini adalah stasiun kereta api kelas III atau kelas kecil.
Berada pada ketinggian +13 meter di atas permukaan laut, Stasiun Kedinding dioperasikan oleh PT KAI yang masuk dalam Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya. Meski kecil, Stasiun Kedinding cukup mudah dijangkau karena letaknya dua kilometer sebelah barat dari jalan Raya Krian-Prambon-Mojosari.
Lebih teatnya di dekat Pasar Desa Temu, Prambon yang terhubung langsung dengan jalan desa. Meski menjadi stasiun kecil tetapi memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 3 sebagai sepur lurus atau sepur utama.
Di sebelah barat Stasiun Kedinding terdapat sebuah rangka crane yang di masa lalu berfungsi sebagai fasilitas kegiatan bongkar muat tebu dari kereta lori tebu ke gerbong kereta barang. Tak hanya itu juga ada rel lori tebu yang menghubungkan bagian barat stasiun dengan Pabrik Gula Watutulis dengan jarak 2,1 km dari sebelah timur stasiun yang kini sudah ditutup oleh PTPN X.
Namun, pabrik gula tersebut kini sudah tidak menggunakan jasa angkutan lori tebu lagi, melainkan menggunakan armada truk pengangkut tebu. Stasiun Kedinding masih beroperasi hingga hari ini dan tidak melayani keberangkatan maupun kedatangan penumpang.
Tetapi stasiun ini hanya melayani persilangan dan perususulan antar kereta api saja. Persilangan dan persusulan kereta api yang dilayani secara tesmi di stasiun ini sudah mengikuti Gapek 2021 per 10 Februari 2021.
Baca juga: “Baso,” Bukan Cuma Makanan, Tapi Juga Nama Bekas Stasiun di Sumatera Barat
Kereta yang dilayani untuk persusulan dan persilangan adalah KA Ekonomi Lokal Surabaya (KA 402) bersilang dengan KA Pasundan tujuan Bandung (KA 285) yang melintas langsung. KA Dhoho tujuan Kertosono bersambung Blitar (KA 361/354) bersillang dengan KA Sancaka tujuan Surabaya (KA 178F) yang melintas langsung.
Kemudian ada KA Dhoho tujuan Surabaya (KA 355/364) bersilang dengan KA Bima tujuan Jakarta (KA 75) yang melintas langsung.