Wednesday, April 2, 2025
HomeHot NewsBukan di Adegan Film, Seekor Buaya Jadi Penyebab Jatuhnya Pesawat dan Tewaskan...

Bukan di Adegan Film, Seekor Buaya Jadi Penyebab Jatuhnya Pesawat dan Tewaskan 20 Penumpang

Seekor buaya bisa menyebabkan jatuhnya pesawat, rasanya seperti ada dalam adegan di film fiksi. Namun, nyatanya hal terjadi dalam dunia nyata. Insiden tersebut menimpa pesawat penumpang bermesin turboprop Let L-410 Turbolet milik Filair yang berbasis di Republik Demokratik Kongo. Tentu yang menjadi pertanyaan, bagaimana hal itu bisa terjadi?

Baca juga: Ada Kelelawar Liar di Dalam Kabin, Boeing 777 Air India ‘Return to Base’

Dikutip dari Simpleflying.com, pada 25 Agustus 2010, penerbangan Filair dijadwalkan beroperasi dari Kinshasa menuju Bokoro, Semendwa, dan Bandundu. Segmen lepas landas dan penerbangan pesawat terbilang lancar. Namun, pada pukul 13.00 waktu setempat, pesawat tersebut menabrak sebuah rumah yang berjarak 1,2 mil dari landasan pacu di Bandundu.

Tragisnya, 20 orang di dalam pesawat tewas, meninggalkan satu penumpang wanita sebagai korban selamat. Stasiun radio setempat menyebutkan bahwa pesawat mengalami kehabisan bahan bakar setelah tidak dapat mendarat di Bandundu.

Let L-410 Turbolet

Namun, penyelidik kecelakaan tidak menemukan bukti bahwa terjadi situasi kekurangan bahan bakar. Dan, bukti terbaik kemudian muncul dari kesaksian satu-satunya penumpang yang selamat, yang memberikan rincian tentang pertemuan reptil berupa buaya selama penerbangan.

Penumpang selamat itu mengatakan kepada penyelidik bahwa seorang penumpang telah menyelundupkan seekor buaya ke dalam tas jinjing, yang tetap disembunyikan dari penumpang dan awak lain sampai pesawat mendekati pendaratan.

Pada titik tertentu, buaya itu muncul dari tas dan mulai berlarian di sekitar kabin. Dan seperti sudah bisa ditebak, ada kekacauan yang menyebabkan seorang pramugari panik dan berlari menuju bagian depan pesawat. Sayangnya, sebagian besar penumpang mengikuti ke arah depan, menyebabkan pergeseran berat yang substansial di dalam pesawat.

Pergeseran berat yang cukup besar ke arah bagian belakang pesawat mempengaruhi pusat gravitasi pesawat. Ini adalah kasus penerbangan ini ketika semua penumpang berlari ke depan. Pusat gravitasi pesawat merespons, dan pesawat menjadi kurang stabil dengan pusat gravitasi ke depan. Secara teknis, lokasi pusat gravitasi ke depan meningkatkan kebutuhan akan tekanan elevator belakang yang lebih signifikan.

Baca juga: Bikin Ketar-Ketir Penumpang, Inilah 6 Insiden Binatang Masuk ke Pesawat Tanpa Sengaja

Singkat cerita, kontrol elevator yang memadai diperlukan untuk mengendalikan pesawat sepanjang rentang kecepatan udara hingga ke stall. Dari insiden ini, awak pesawat tidak dapat mengatasi ketidakstabilan dan kemudian kehilangan kendali atas pesawat.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru