Monday, November 25, 2024
HomeDestinasiBuka Perbatasan Internasional, Sektor Pariwisata Australia Rugi Rp172 Triliun Gegara Turis Cina

Buka Perbatasan Internasional, Sektor Pariwisata Australia Rugi Rp172 Triliun Gegara Turis Cina

Australia lambat laun mulai membuka gerbang internasional seluas-luasnya. Sampai saat ini, wisatawan dari 10 negara, mulai dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, Jepang, Selandia Baru, India, Fiji, Hong Kong, dan Thailand, sudah tak sabar mendatangi 10 destinasi wisata favorit di Australia.

Baca juga: Australia Sambut Wisatawan Internasional Pertama, Bali Bakal Kedatangan Wisatawan Australia Mulai Maret

Namun, dari 10 negara di atas, tidak adanyanya daftar turis dari Cina membuat Australia mengalami kerugian sampai Rp172 triliun. Bagaimana bisa?

Dilansir 9news.com.au, pada 2019, menurut Tourism and Transport Forum, 1,4 juta turis Cina menghabiskan US$12,2 miliar atau sekitar Rp172 triliun lebih (kurs 14.400) atau seperempat dari seluruh pengeluaran wisatawan internasional.

Di tahun 2021, sejak Australia bersitegang dengan Cina terkait Taiwan dan Laut China Selatan, angkanya merosot drastis sampai 99,4 persen menjadi US$76 juta.

Menurut Expedia, Cina bahkan tak termasuk ke dalam 10 negara teratas penerbangan internasional yang masuk ke Australia sepanjang Februari, justru negara adidaya lain yang menjadi kompetitor utama Cina, Amerika Serikat, yang menempati posisi pertama.

Disebutkan, turis asal Amerika Serikat menjadi yang tertinggi datang ke Australia, disusul Inggris dan Kanada di tiga besar. Selandia Baru, yang biasanya berada di posisi kedua di belakang Cina, bulan ini menempati posisi keenam di bawah Jerman dan Jepang, menyusul kebijakan ketatnya menutup perbatasan.

Selain 10 negara, Expedia juga merilis daftar 10 kota tujuan di Australia yang paling banyak dikunjungi wisatawan, mulai dari Sydney, Melbourne, Brisbane, Perth, Adelaide, Gold Coast, Cairns, Canberra, Townsville, dan Launceston.

Sejak Australia menutup perbatasan, sektor pariwisata telah mengalami kerugian besar mencapai US$4 miliar per bulan.

“Itu adalah jumlah uang yang sangat besar. Dan itu bukan hanya pariwisata, tetapi juga pasar tambahan,” katanya, seraya menunjuk ke sektor-sektor seperti perhotelan, binatu, dan jasa penyewaan mobil yang semuanya rugi besar.

Baca juga: Pulau Christmas, Garda Terdepan Australia di Utara, Surganya Jutaan Kepiting Merah

Berbulan-bulan merugi, sebagian besar pelaku usaha di sektor pariwisata Australia mengaku tak lama lagi mereka akan gulung tikar untuk selamanya. Namun, sebelum hal itu terjadi, pemerintah merespon cepat dengan membuka perbatasan.

Usai kedatangan wisatawan internasional pada 21 Februari lalu, Menteri Pariwisata Federal, Dan Tehan, mengaku optimis bakal ada peningkatan ekonomi dari sektor pariwisata. “Saya pikir akan ada rebound yang sangat kuat di pasar pariwisata kita. Pengalaman indah kami belum hilang,” katanya saat diwawancarai ABC.


RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru