CEO beberapa maskapai di Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam Airlines for America ramai-ramai mengingatkan bahaya teknologi 5G bagi penerbangan. Mereka mengingatkan adanya potensi puluhan ribu orang Amerika yang terdampar di luar negeri karena pesawat tidak bisa beroperasi akibat adanya gesekan dengan jaringan 5G yang aktif di bandara-bandara mulai Rabu besok.
Baca juga: Airbus-Boeing Kompak Ingatkan AS Terkait Bahaya 5G, Pengusaha: Jangan Putar Balikkan Fakta!
Dalam surat yang ditujukan ke Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Brian Deese, Sekretaris Transportasi Pete Buttigieg, Administrator Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Steve Dickson, dan Ketua Komisi Komunikasi Federal (FCC) Jessica Rosenworcel, tersebut layanan C-Band 5G oleh perusahaan AT&T dan Verizon pada Rabu besok diperkirakan bisa membuat 1.100 penerbangan dan 100 ribu penumpang mengalami pengalihan, penundaan, atau bahkan pembatalan.
Karenanya, surat yang ditandatangani bersama oleh CEO maskapai American Airlines, Delta Air Lines, United Airlines, Southwest Airlines, UPS Airlines, Atlas Air, JetBlue Airways, dan FedEx Express itu mendesak pihak-pihak yang dituju tersebut agar segera mengambil tindakan konkret dalam mencari win-win solution.
Dilansir CNBC International, AT&T dan Verizon, yang memenangkan hampir semua spektrum C-Band 5G di AS dalam lelang senilai US$80 miliar tahun lalu, pada 3 Januari kemarin sepakat untuk mencari anternatif lain untuk mengurangi potensi interferensi 5G di sekitar 50 bandara selama enam bulan ke depan.
Selain itu, perusahaan tersebut juga sepakat menunda layanan C-Band 5G di seantero AS selama dua pekan atau hingga Rabu besok, untuk mencari jalan di tengah kebuntuan penerapan teknologi 5G di AS.
Sampai saat ini, menjelang dibukanya layanan 5G di seantero AS oleh AT&T dan Verizon pada Rabu besok, belum ada pernyataan apapun dari otoritas.
Yang pasti, pada hari Minggu lalu, CEO Boeing, Dave Calhoun telah melakukan kontak telepon dengan Buttigieg dan Dickson untuk memperingatkan krisis yang akan dihadapi industri penerbangan dan turunannya saat layanan 5G resmi dimulai.
Sebetulnya, maskapai-maskapai di AS yang bernaung di bawah Airlines for America tidak masalah dengan spektrum C-Band 5G. Masalahnya terletak pada seberapa dekat menara pemancar 5G terlalu dekat dengan runway bandara. Ini yang pada akhirnya jadi polemik.
Mereka meminta agar menara 5G terletak 2 mil (3,2 km) dari landasan pacu bandara agar tak menggangu jalannya penerbangan. Terlebih, baik Boeing maupun Airbus, sudah mengingatkan ke maskapai agar menggrounded pesawat dalam jangka waktu yang bisa ditentukan saat teknologi 5G mulai diterapkan.
FAA sendiri pada hari Minggu lalu sudah mengizinkan 45 persen dari armada pesawat komersial AS untuk mendarat dengan visibilitas rendah di banyak bandara dimana layanan 5G C-band akan dimulai pada Rabu besok.
Baca juga: Otoritas Penerbangan Sipil Perancis: Ponsel 5G Wajib Dimatikan Karena Ganggu Instrumen Ketinggian Pesawat
Jaringan 5G dinilai dapat menggangu kinerja radar altimeter pesawat, yang berfungsi untuk mengukur ketinggian pesawat dari atas tanah. Radar ini sangat penting dalam memandu pilot saat mendarat.
Belakangan, bukan hanya radar altimeter yang terganggu kinerjanya akibat teknologi 5G, tetapi juga sistem keamanan dan keselamatan modern lainnya di pesawat yang disebut tidak dapat digunakan, sehingga memaksa maskapai untuk menggrounded sebagian besar armadanya dan ini tentu saja merugikan.