Bagi negara sekaliber Amerika Serikat, keberadaan pesawat Kepresidenan bukan sebatas simbol kehormatan negara, lebih dari itu, pesawat Kepresidenan yang kondang disebut “Air Force One” berperan sebagai wahana komando dan kendali peperangan. Dengan seabreg fitur canggihnya, Air Force One yang membawa Presiden AS juga menyertakan kemampuan komunikasi dan kendali pada aktivasi persenjataan nuklir. Maklum, bila situasi genting, Presiden diharuskan dapat mengambil keputusan dimana dan kapan saja, termasuk saat berada di dalam pesawat udara.
Baca juga: Pentagon Umumkan Desain “Air Force One” Terbaru, Identik dengan Maskapai Trump Shuttle
Wahana Air Force One yang ada saat ini, yaitu Boeing VC-25, faktanya digunakan sejak tahun 1990 dan mengambil platform pesawat komersial Boeing 747-200 yang telah uzur. Gedung Putih pun telah menetapkan penggantian Air Force One, yang kemudian terpilihkah Boeing untuk menggarap Air Force One generasi baru yang akan dibangun daro platform Boeing 747-800.
Rupanya penggarapan Air Force One generasi baru tidak berjalan mulus. Sejak tender Air Force Onee anyar dimenangkan Boeing pada tiga tahun lalu, maka Boeing telah menunjuk (sub kontrak) GDC Technics untuk merancang dan memproduksi dua unit Air Force One, dengan nilai mencapai US$3,9 miliar. Tapi kontrak itu tak berjalan semestinya, sebagai buktinya, pada 7 April 2021, pihak Boeing telah membatalkan kontraknya kepada GDC Technics.
Dikutip dari simple Flying, disebutkan selain membatalkan kontrak, Boeing juga akan melakukan gugatan kepada GDC Technics. Boeing berpendapat, kontrak dibatalkan karena GDC Technics terlambat 12 bulan dari jadwal penyelesaian. Namun, GDC Technics segera merespon, yang menyebut bahwa Boeing sengaja menjadikan GDC sebagai kambing hitam. Pihak GDC Technics menuduh bahwa Boeing telah salah mengelola program, yang menyebabkan penundaan dan mengakibatkan PHK pada 200 karyawan.
GDC Technics berdalih, justru Boeing yang telah telat membayar dana US$20 juta untuk pembayaran awal, dan berujung pada tekanan keuangan pada GDC Technics. Atas keterlambatan program Air Force One, maka jadwal proyek akan diperbaharui. Belum diketahui, apakah nantinya Boeing akan menunjuk kembali GDC Technics atau perusahaan lain.
Baca juga: Keanehan Dibalik Momen Trump Tumpangi Air Force One untuk Terakhir Kalinya
GDC Technics selama ini dikenal sebagai perusahaan asal Texas yang banyak melayani modifikasi sistem dan interior pada pesawat VVIP. Saat ini, GDC Technics tengah menggarap modifikasi Boeing 777-300 sebagai pesawat Kepresidenan India.