Seiring usianya yang menua, boleh dikata populasi Boeing generasi pertama, yakni 737-200 kini sudah jarang dijumpai. Di Indonesia misalnya, saat ini tak ada lagi maskapai yang mengoperasikan 737-200 yang bercirikan mesin lonjong. Namun lain hal di lingkup militer, Skadron Udara 5 TNI AU saat ini masih setia mengoperasikan seri 737-200 yang dipercayakan sebagai pesawat intai maritim.
Baca juga: Boeing 737 Generasi Pertama vs Seri Klasik, Apa Perbedaannya?
Namun, tahukah Anda, bahwa seri 737-200 rupanya tak hanya dioperasikan TNI AU, di lingkup militer, rupanya Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) yang terkenal dengan arsenal yang serba canggih dan modern, sampai tahun 2010 masih menggunakan seri lawas 737-200. Oleh USAF, Boeing 737-200 dikonversi menjadi Boeing T-43, label “T” menyiratkan perannya sebagai pesawat latih, khususnya dalam hal navigator training.
Dikutip dari Simpleflying.com, disebut bahwa usia pengabdian Boeing T-43 sudah lumayan lanjut, yakni 37 tahun sejak dikonversi pada pesawat perdana. Diberi code name “Gators,” Boeing T-43 mulai beroperasi pada tahun 1974 dan digunakan untuk semua pelatihan navigator di Angkatan Udara AS.
Meskipun tampilannya mirip dengan 737-200 versi sipil, namun jika diperhatikan, 737-300 versi militer ini memiliki lebih banyak antena dan lebih sedikit jendela. Boeing T-43 dilengkapi dengan 12 stasiun untuk siswa navigator, dengan setiap stasiun dilengkapi dengan peralatan avionik modern yang digunakan di pesawat saat ini. Peralatan navigasi meliputi: search and weather radar, VHF omnidirectional range (VOR), Tactical air navigation system (TACAN), Long range navigation system (LORAN-C), Radar altimeter dan VHF, UHF, and HF communications equipment.
Untuk navigasi angkasa, lima stasiun sekstan periskopik ditempatkan di sepanjang kompartemen pelatihan. Namun, sekarang mereka tidak lagi digunakan bersama dengan navigasi radio hiperbolik, yakni telah digantikan oleh GPS, sistem navigasi radio berbasis satelit.
Adanya perubahan kebutuhan, beberapa T-43 diubah untuk transportasi eksekutif dan namanya ditetapkan sebagai CT-43A. Pesawat-pesawat ini kemudian digantikan oleh pesawat Gulfstream C-37A pada tahun 2001.
Sepanjang masa operasionalnya, hanya satu Boeing T-43 yang jatuh setelah diubah untuk transportasi eksekutif. Pesawat itu ditugaskan ke Airlift Wing ke-86 yang berbasis di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman untuk mendukung Komando Eropa – Amerika Serikat.
Baca juga: Boeing C-40, Varian Unik 737 yang Jarang Diketahui Publik
Pada tanggal 3 April 1996, sebuah CT-43A jatuh saat mendekati Dubrovnik, Kroasia. Semua 34 penumpang, termasuk Menteri Perdagangan AS Ron Brown, tewas. Penyelidikan selanjutnya menempatkan kecelakaan fatal itu karena kesalahan pilot. Angkatan Udara AS mempensiunkan Boeing T-43 terakhirnya pada September 2010, dan ditempatkan secara statis di Pangkalan AU Randolph.