Boeing dilaporkan tengah menyelidiki temuan dua botol miras (minuman keras) jenis tequila di dalam pesawat Air Force One yang sedang dibangun di Pabrik, San Antonio, Amerika Serikat (AS). Minum miras sangat dilarang saat membangun pesawat; apalagi membangun pesawat yang kelak akan digunakan orang nomor satu di AS, Presiden Joe Biden.
Baca juga: Pentagon Umumkan Desain “Air Force One” Terbaru, Identik dengan Maskapai Trump Shuttle
Boeing sendiri tak menyangkal soal temuan dua botol tequila kosong di pesawat Air Force One yang sedang dibangun. Tetapi, perusahaan tak berkomentar banyak saat ditanyai wartawan. “Ini adalah ulah oknum karyawan kami, untuk alasan kontrak (setelah kejadian ini) kami tidak bisa berkomentar lebih jauh,” kata juru bicara Boeing, seperti dilaporkan CNN Internasional.
Setali tiga uang, Kepala Humas Angkatan Udara AS, Ann Stefanik, membenarkan adanya botol miras kosong di pesawat Air Force One. Meski begitu, Boeing meyakinkan tak ada dampak signifikan terhadap pesawat VC-25B berbasis Boeing 747-8 yang tengah dibangun.
“Boeing memberi tahu Angkatan Udara tentang ulah oknum karyawannya yang terkait dengan program VC-25B,” jelasnya.
“Tidak ada dampak terhadap upaya modifikasi kedua pesawat yang sedang berlangsung. Angkatan Udara terus memantau kualitas produksi dengan cermat dan meminta pertanggungjawaban Boeing untuk memastikan program VC-25B memenuhi persyaratan kontrol kualitas yang ketat,” tambahnya.
Disebutkan, ini bukan masalah pertama dalam proyek pembuatan dua pesawat Air Force One Boeing. Sebelumnya, dua pesawat kepresidenan AS itu rencananya akan dikirim pada 2024 mendatang, menggantikan Air Force One yang ada saat ini.
Tetapi, belakangan Boeing menyebut terjadi penundaan sekitar satu tahun. Pandemi Covid-19 membuat beberapa subkontraktor yang sudah melakukan beberapa pekerjaan interior dalam program VC-25B bangkrut, sehingga Boeing kesulitan untuk mengejar target 2024. Selain itu, Boeing juga disebut ‘cekcok’ dengan beberapa subkontraktornya.
Keputusan pembangunan dua pesawat Air Force One oleh Boeing sendiri terjadi di era Presiden Donald Trump pada tahun 2018 silam.
Ketika itu, Angkatan Udara AS menandatangani kontrak senilai $ 3,9 miliar dengan Boeing untuk merancang, memodifikasi, menguji, menyempurnakan, dan mengirimkan dua pesawat 747 untuk menggantikan pesawat yang lebih tua pada akhir 2024.
Di tahun 2020, Pemerintahan Trump melalui Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon, mengajukan anggaran sebesar US$800,9 juta atau sekitar Rp11 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) AS untuk program Rekapitalisasi pesawat VC-25B atau program rekapitalisasi pesawat Air Force One.
Baca juga: Boeing Terlibat Masalah dengan Kontraktor, Jadwal Penyelesaian Air Force One Terancam Molor
Dalam proposalnya, Air Force One akan berganti warna, dari semula berwarna biru dan putih muda, warisan dari Presiden Kennedy dan ibu negara Jacqueline Kennedy, menjadi berwarna merah, putih, dan biru tua, mirip dengan maskapai Trump Shuttle.
Kendati mendapat sorotan dan mungkin hal ini juga sudah diketahui Presiden Joe Biden, namun, tak ada keterangan lanjutan apakah perubahan warna pesawat Air Force One yang diajukan di era Trump ini akan dibatalkan Joe Biden atau tidak.