Boeing dikabarkan mulai menjual furniture yang terbuat dari suku cadang asli berbagai pesawat, mulai dari Boeing 747, jet tempur F-4 Phantom, sampai pembom strategis B-52. Semua furniture tersebut dijual terbatas di platform penjualan digital Boeing dan bisa dimiliki avgeek di seluruh dunia. Sekalipun, suku cadang itu dari pesawat bekas, tetapi harganya cukup lumayan, loh.
Baca juga: Percaya atau Tidak? Airbus A320 Lufthansa Dijual Rp429 Ribu!
Dilansir thedrive.com, dalam katalog Boeing, di antara berbagai furniture dari suku cadang bekas pesawat yang tersedia, kursi lontar atau kursi pilot F-4 Phantom jadi salah satu yang menarik. Betapa tidak, alih-alih memvermak kursi tersebut menjadi lebih layak untuk menghiasi rumah, Boeing justru menjual apa adanya, layaknya kursi lontar pada umumnya. Lengkap dengan seat belt dan berbagai item lainnya sehingga terlihat kumuh atau tidak eye catching.
Ada lagi kursi setengah lingkaran yang terbuat dari mesin pesawat. Furniture yang tertulis sebagai JT8D Engine Cowling Chair ini terlihat unik dengan perpaduan penutup mesin JT8D berwarna putih dan jok hitam setengah lingkaran. Furniture ini dijual seharga US$8.500 atau sekitar Rp120 juta lebih (kurs 14.121).
Selain kursi lontar dan bangku panjang setengah lingkaran, Boeing juga menjual meja berukuran sedang yang terbuat dari mixer knalpot mesin jet. Meja ini nyaris berbentuk utuh seperi sediakala dan hanya ditambah kaca yang menutupinya. Meski demikian, meja tersebut nampak gagah dengan kolaborasi sederhana itu.
Begitu juga dengan kursi kabin penumpang yang diberi roda di bagian bawah serta meja kecil (Aircraft Sculpture 6) untuk ditempatkan di balkon sambil menikmati matahari sore serta ditemani secangkir teh atau kopi. Keduanya juga terlihat elegan dan mewah dengan caranya masing-masing.
Rata-rata dari berbagai furniture tersebut, seluruhnya dijual seharga US$10 ribu atau sekitar Rp141 juta (kurs 14.121). Adapun yang tertinggi, kursi lontar jet tempur, dijual sebesar US$20 ribu atau Rp283 juta (kurs 14.121).
Selain menjadi wadah untuk memuaskan hasrat avgeek di seluruh dunia akan pesawat-pesawat favorit mereka, atau paling tidak akan barang-barang bekas pesawat secara keseluruhan, langkah Boeing tentu baik untuk lingkungan dan tentu saja menjadikan bisnis daur ulang pesawat bekas menjadi lebih kompetitif.
Belakangan, bisnis pesawat purna tugas lama-kelamaan semakin diminati. Sebab, 6.000 pesawat dalam 20 tahun mendatang akan mencapai akhir jam terbangnya. Lantas pesawat tua dibuang ke mana? Sebagian mungkin bakal dibuang ke kuburan pesawat di Gurun Mojave, sebagian lagi didaur ulang dan dibuat jadi barang berharga.
Baca juga: Percaya atau Tidak? Airbus A380 Dijual Rp415 Ribu!
Melihat hal itu, riset di Eropa coba mencari teknik pembuangan yang paling ekonomis dan ramah lingkungan. Hal itu dikarenakan pesawat dibuat dari 60 persen alumunium, 15 persen baja, 10 persen logam berharga mahal seperti titanium. Jadi, terlalu sayang untuk dibuang begitu saja, selain untuk menyelamatkan lingkungan.
Valliere Aviation, salah satu raksasa daur ulang pesawat tua di Eropa, mengerti betul betapa menggiurkannya pesawat tua. Biasanya pesawat tua dihancurkan, dibersihkan dari komponen radioaktif sesuai panduan hijau Eropa, diklasifikasikan, dan diteliti bagian mana saja yang masih bisa dipertahankan, seperti suku cadang berharga, roda pendaratan, mesin, dan peralatan avionik.