Meskipun pengerjaannya terus dikebut di tengah pandemi corona, 737 MAX yang sudah setahun lebih di-grounded dilaporkan kembali bermasalah. Dalam sebuah pernyataan, raksasa dirgantara dunia tersebut mengakui bahwa pihaknya menemukan sebuah masalah pada sistem software MAX. Meski demikian, masalah tersebut tidak akan mengurungkan niat untuk memulai kembali layanan MAX pada pertengahan tahun ini.
Baca juga: Masalah Lagi! Boeing Temukan Serpihan di Tangki Bahan Bakar 737 MAX
“Sebagai hasil dari tinjauan perangkat lunak kami yang ketat, Boeing membuat modifikasi tambahan pada software flight control computer 737 MAX setelah baru-baru ini kembali mengidentifikasi dua masalah. Modifikasi tidak terkait dengan Manuvering Characteristics Augmentation System (MCAS),” kata juru bicara Boeing, seperti dikutip dari barrons.com.
Lebih lanjut, Boeing menguraikan bahwa satu masalah terkait pada “kesalahan hipotesa” dalam mikroprosesor flight control computer yang berpotensi menyebabkan stabilizer tidak berfungsi dengan baik. Horizontal stabilizer di bagian ekor pesawat sejatinya dapat bergerak ke atas dan ke bawah sebagai peredam gerak aktif atau stabilisator. Bila fungsi tersebut hilang karena loss control, hal itu bisa saja berakibat fatal.
Adapun masalah kedua yang ditemukan Boeing baru-baru ini lebih mengarah pada fitur autopilot. Fitur ini ditemukan kerap aktif dengan sendirinya saat pilot sedang melakukan final approach. Tentu saja aktifnya fitur secara tiba-tiba dapat menggangu konsentrasi pilot dalam menguasai pesawat secara keseluruhan. Oleh karenanya, Boeing berjanji akan segera melakukan perbaikan pada sistem tersebut agar kejadian serupa tak terulang kembali.
Boeing sendiri saat ini dilaporkan masih terus menggenjot proses perbaikan, mulai dari menguji perubahan perangkat lunak terbaru dan menyempurnakannya hingga melakukan pengujian dalam simulator penerbangan yang dikenal sebagai e-cab di tengah pandemi corona, semata untuk menyesuaikan seluruh persyaratan dari regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat (FAA).
Perusahaan tak gentar sekalipun sejauh ini dilaporkan sudah terdapat 88 kasus corona yang menimpa pekerjanya. Meskipun demikian, progres 737 MAX hanya dilakukan oleh tim kecil. Adapun sisanya, Boeing telah menghentikan proses produksi untuk sementara waktu.
Dengan begitu, Boeing tetap menargetkan bahwa 737 MAX dapat kembali terbang pertengahan tahun ini. Kabar baiknya, langkah tersebut juga didukung oleh FAA. Pasalnya, tidak selamanya tinjauan teknis diperlukan. Mereka bisa saja mengecek lewat dokumen, video conference, atau lewat telepon. FAA juga memuji Boeing bahwa mereka terus membuat kemajuan untuk 737 MAX dengan hampir memenuhi standar sertifikasi dan semua itu dilakukan di tengah pembatasan di AS.
“Tim kami mengelola melalui wabah Covid-19 seperti banyak orang lain dengan bekerja secara virtual di mana kita bisa, sambil mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan lingkungan yang aman bagi kita semua,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari bloomberg.com.
Baca juga: Demi Kembali Terbang, Perbaikan Boeing 737 MAX Terus Dikebut di Tengah Corona
“Kami terus membuat kemajuan dalam upaya sertifikasi kami dan bekerjasama dengan regulator untuk memenuhi persyaratan mereka. Perkiraan kami masih merupakan pertengahan tahun untuk mengembalikan armada 737 MAX ke layanan,” tambahnya.
Produsen pesawat terbesar di dunia itu baru saja melewat ‘perayaan’ setahun grounded Boeing 737 MAX pada 14 Maret lalu. Dalam kurun waktu setahun tersebut, produsen pesawat asal Negeri Paman Sam tersebut mengaku telah menggelontorkan uang sebesar Rp268 triliun (Rp14.352). Jumlah tersebut diperkirakan akan membengkak menjadi sebesar Rp330 triliun sampai pesawat tersebut benar-benar kembali diizinkan terbang. Maka, tak heran bila Boeing terus ngotot untuk segera kembali menerbangkan 737 MAX.