Belum lama ini, maskapai Swiss International Airlines dilaporkan mengalami bird strike atau serangan burung pada penerbangan LX-40 dari Bandara Zurich (ZRH), Swiss ke Los Angeles International Airport (LAX), Amerika Serikat. Anehnya, insiden bird strike baru diketahui setelah pesawat mendarat mulus di LAX.
Baca juga: Lima Kecelakaan Penerbangan Akibat ‘Bird Strike’ Terburuk di Dunia
Selama perjalanan, tak ada laporan apapun mengenai pilot, entah peristiwa tersebut terjadi dengan begitu cepat, sehingga membuat pilot tak sadar akan insiden bird strike yang menimpa pesawatnya atau bird strike belum membuat pesawat mengalami kerusakan hingga pesawat mendarat. Beruntung, insiden tersebut tidak sampai menyebabkan kecelakaan fatal dengan beberapa korban jiwa dan luka.
Dikutip KabarPenumpang.com dari laman avherald.com, Selasa, (10/3), maskapai yang menjadi bagian dari Lufthansa Grup ini kemudian harus menjalani proses cukup lama, hingga 26 jam. Pesawat dengan kode registrasi HB-JNI tersebut disinyalir mendapatkan masalah pada salah satu mesin General Electric GE90-115BL1. Akibat kejadian tersebut, penerbangan berikutnya, dengan flight number LX-41, terpaksa harus dibatalkan.
Setelah pemeriksaan intensif, pesawat 777-300ER yang baru berusia dua tahun tersebut akhirnya dapat terbang kembalil ke Zurich dengan penerbangan LX-5041.
Meskipun belum ada keterangan lebih lanjut kapan dan bagaimana proses terjadinya bird strike pada maskapai yang juga biasa disingkat SWISS tersebut, namun, besar kemungkinan, insiden itu terjadi menjelang pesawat turun landas di Bandara Los Angeles International Airport.
Tabrakan dengan kawanan burung atau bird strike pada umumnya memang kerap terjadi tak lama setelah pesawat lepas landas ataupun turun landas. Hal itu dimungkinkan karena ketinggian pesawat masih dalam jangkauan terbang burung yang pada umumnya maksimal bisa mencapai ketinggian 4.800-an meter. Di Amerika, data dari Federal Aviation Administration (FAA) menunjukkan, sekitar 90 persen dari insiden bird strike terjadi di sekitar bandara.
Selain itu, Administrasi Penerbangan Federal AS atau FAA juga memperkirakan bahwa penerbangan di AS mengalami kerusakan sekitar $400 juta atau Rp5,4 triliun setiap tahun akibat serangan burung dan lebih dari 200 korban tewas sejak 1988.
Meskipun kuantitas tabrakan burung dengan pesawat masih sangat debatable (ada yang mengkategorikan masih tergolong tak terlalu sering terjadi dan sebaliknya), namun faktanya, dalam rentang waktu 1990 hingga 2015 ada 160.894 insiden tabrakan dengan burung di AS. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 0,25 persen yang mengakibatkan kecelakaan.
Baca juga: Tiga Manfaat Drone di Bandara, Nomor Dua Taruhannya Nyawa
Oleh karenanya, pada tahun 2017 lalu, salah satu bandara di Kanada, Bandara Internasional Edmonton, sampai harus menghadirkan sebuah robot yang diprogram khusus untuk mengusir kawanan burung liar yang berada di sekitaran landas pacu bandara. Drone tersebut dikendalikan dari jarak jauh dan berhubungan langsung dengan otoritas bandara untuk memaksimalkan fungsinya. Teknologi ini pun didaulat menjadi pionir karena belum ada yang menggunakan The Robird, nama dari robot drone pengusir burung tersebut, dalam usaha meminimalisir angka kecelakaan di sekitaran landas pacu.
Dari segi desain, The Robird Drone ini menyerupai Elang Peregrine, yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti burung dalam jumlahbesar, seperti burung camar dan angsa. Bahkan, selain menakut-nakuti burung, The Robird Drone juga dapat ‘memaksa’ kawanan domba untuk menjauh dari bandara.
Belum lama ini, maskapai Swiss International Airlines dilaporkan mengalami bird strike atau serangan burung pada penerbangan LX-40 dari Bandara Zurich (ZRH), Swiss ke Los Angeles International Airport (LAX), Amerika Serikat. Anehnya, insiden bird strike baru diketahui setelah pesawat mendarat mulus di LAX.
Maskapai yang menjadi bagian dari Lufthansa Grup ini kemudian harus menjalani proses cukup lama, hingga 26 jam. Pesawat dengan kode registrasi HB-JNI tersebut disinyalir mendapatkan masalah pada salah satu mesin General Electric GE90-115BL1. Akibat kejadian tersebut, penerbangan berikutnya, dengan flight number LX-41, terpaksa harus dibatalkan.
Setelah pemeriksaan intensif, pesawat 777-300ER yang baru berusia dua tahun tersebut akhirnya dapat terbang kembalil ke Zurich dengan penerbangan LX-5041.
Setelah pemeriksaan intensif, pesawat 777-300ER yang baru berusia dua tahun tersebut akhirnya dapat terbang kembalil ke Zurich dengan penerbangan LX-5041.
Boeing 777-300 Swiss Airlines Tertahan 26 Jam Akibat Bird Strike
Belum lama ini, maskapai Swiss International Airlines dilaporkan mengalami bird strike atau serangan burung pada penerbangan LX-40 dari Bandara Zurich (ZRH), Swiss ke Los Angeles International Airport (LAX), Amerika Serikat. Anehnya, insiden bird strike baru diketahui setelah pesawat mendarat mulus di LAX.
Maskapai yang menjadi bagian dari Lufthansa Grup ini kemudian harus menjalani proses cukup lama, hingga 26 jam. Pesawat dengan kode registrasi HB-JNI tersebut disinyalir mendapatkan masalah pada salah satu mesin General Electric GE90-115BL1. Akibat kejadian tersebut, penerbangan berikutnya, dengan flight number LX-41, terpaksa harus dibatalkan.
Setelah pemeriksaan intensif, pesawat 777-300ER yang baru berusia dua tahun tersebut akhirnya dapat terbang kembalil ke Zurich dengan penerbangan LX-5041.
Tabrakan dengan kawanan burung atau bird strike pada umumnya memang kerap terjadi tak lama setelah pesawat lepas landas ataupun turun landas. Hal itu dimungkinkan karena ketinggian pesawat masih dalam jangkauan terbang burung yang pada umumnya maksimal bisa mencapai ketinggian 4.800-an meter.
Boeing 777-300 Swiss Airlines Tertahan 26 Jam Akibat Bird Strike Kesimpulan : Penerbangan Swiss airlines Boeing 777-300 mengalami kecelakaan di bandara Zurich (ZRH) dikarenakan ketinggian pesawat masih terjangkau dengan kawanan burung di sekitar bandara, agar menghindari kecelakaan tersebut terdapat suatu kebandar udaraan di kanada membuat sebuah robot yang bernama “the Robird Drone” Yang berbentuk seekor elang yang dapat membuat kawanan burung menghindari daerah runaway bandara tersebut dan dapat mengusir seekor domba yang berada di daerah run away tersebut.
Boeing 777-300 Swiss Airlines Tertahan 26 Jam Akibat Bird Strike. Meskipun kuantitas tabrakan burung dengan pesawat masih sangat debatable (ada yang mengkategorikan masih tergolong tak terlalu sering terjadi dan sebaliknya), setelah pemeriksaan intensif, pesawat 777-300ER yang baru berusia dua tahun tersebut akhirnya dapat terbang kembali ke Zurich dengan penerbangan LX-5041.
Akibat kejadian tersebut, penerbangan berikutnya, dengan flight number LX-41, terpaksa harus dibatalkan.
Setelah pemeriksaan intensif, pesawat 777-300ER yang baru berusia dua tahun tersebut akhirnya dapat terbang kembalil ke Zurich dengan penerbangan LX-5041.
Meskipun kuantitas tabrakan burung dengan pesawat masih sangat debatable (ada yang mengkategorikan masih tergolong tak terlalu sering terjadi dan sebaliknya), namun faktanya, dalam rentang waktu 1990 hingga 2015 ada 160.894 insiden tabrakan dengan burung di AS. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 0,25 persen yang mengakibatkan kecelakaan.
Boeing 777-300 swiss airline tertahan 26 jam akibat bird strike anehnya insiden tersebut diketahui saat mendarat di LAX Akibat kejadian tersebut, penerbangan berikutnya, dengan flight number LX-41, terpaksa harus dibatalkan.setelah pemeriksaan intensif pesawat tersebut dapat terbang kembali ke zurich
itu dikarenakan ketinggian pesawat masih terjangkau dengan kawanan burung di sekitar bandara, agar menghindari kecelakaan tersebut terdapat suatu kebandar udaraan di kanada membuat sebuah robot yang bernama “the Robird Drone” Yang berbentuk untuk menakuti kawanan burung dalam jumlah besar dan selain itu mengusir domba yang masih berada di wilayah bandara.
kecelakaan tersebut tidak mengakibatkan kecelakaan yang sangat fatal, dan dikarenakan juga ketinggian pesawat yang masih sama dengan ketinggian burung. oleh karena itu, kebandarudaraan dari Kanada membuat drone yang bernama “The Robird Drone”, yang berfungsi untuk mengusir burung yang berjumlah banyak.