Monday, November 25, 2024
HomeAnalisa AngkutanBlack Box Pesawat China Eastern Airlines Ditemukan Hancur, Bagaimana Selanjutnya?

Black Box Pesawat China Eastern Airlines Ditemukan Hancur, Bagaimana Selanjutnya?

Black box pesawat Boeing 737-800NG China Eastern Airlines yang jatuh di perbuktian Teng, Wuzhou, Provinsi Guangxi, Cina dan menewaskan 132 orang kru dan penumpang berhasil ditemukan dalam kondisi hancur. Karenanya, black box tak bisa dikenali apakah itu FDR atau CVR.

Baca juga: Vertical Stabilizer Pesawat Boeing 737-800 China Eastern Airlines ‘Diduga’ Patah Sebelum Celaka, Ini Peran Vitalnya

Black box memang bisa hancur alias mempunyai batasan sekalipun didesain mampu bertahan dalam kondisi terburuk.

Dilansir npr.org, black box terdiri dari FDR, CVR, Underwater Locator Beacon (ULB). FDR berfungsi merekam data-data teknis pesawat seperti ketinggian, kecepatan, putaran mesin, radar, auto pilot, dan lain-lain selama 25 jam (teknologi terkini bisa sampai 70 jam). Ada 5 sampai 300 parameter data penerbangan yang direkam dalam black box ini.

Sedangkan CVR berfungsi merekam data-data percakapan pilot di dalam kokpit, termasuk percakapan kru pesawat dengan ATC selama 30 menit sampai 2 jam (teknologi baru bisa mencapai 25 jam). Adapun ULB berfungsi sebagai alat pemancar sinyal (ping) di CVR dan FDR selama 90 hari dengan jangkauan sinyal ping mencapai radius 2 kilometer.

Selain ULB, di CVR dan FDR juga memiliki semacam kotak yang menyimpan memori, dimana data-data penerbangan dan percakapan ada di sana. Untuk melindungi memori dari benturan, ia dibungkus lapisan tipis alumunium dan lapisan insulasi, serta dibungkus lapisan baja atau titanium tahan korosi atau karat.

Secara umum, black box mampu menahan benturan dengan kecepatan hampir 500 km per jam. Black box menahan panasnya api sampai 1.100 derajat celcius selama 1 jam. Selama 30 hari, black box mampu mengirim sinyal ping yang dapat ditangkap sonar hingga kedalaman 6.000 meter lebih. Itu berarti, di atas batasan-batasan tersebut, black box sangat mungkin hancur atau tidak berfungsi maksimal.

Dalam berbagai kasus kecelakaan di dunia nyaris belum pernah terjadi dimana black box hancur berkeping hingga tak bisa digunakan satu pun di antara keduanya (FDR dan CVR). Umumnya, jika FDR rusak, CVR tetap menyediakan data-data yang dibutuhkan. Begitu pun sebaliknya.

Meski rusak, black box belum tentu tidak bisa terbaca. Ada kemungkinan itu masih bisa terbaca dengan bantuan alat khusus, baik dari pabrik pembuat black box maupun produsen pesawat yang bersangkutan.

Baca juga: Mengenang Sosok David Warren, Sang Penemu Black Box Gegara Ayah Kecelakaan Pesawat

Data dari black box sendiri formatnya bisa berbeda-beda, tergantung perusahaan pembuatnya. Umumnya, data dari black box harus dicoding terlebih untuk kemudian diterjemahkan dalam bentuk angka ataupun grafik di Excel.

Data dari black box FDR bisa dibagikan ke maskapai, stakeholder, bahkan publik. Sedangkan data dari CVR tidak bisa dipublikasikan dan harus segera dihapus. Andaipun terpaksa dipublikasikan, itu harus berupa tertulis, bukan rekaman utuh karena bersifat sensitif.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru