Di era kemajuan teknologi seperti sekarang, pesawat dilengkapi dengan banyak peralatan canggih. Karenanya, banyak yang menganggap pesawat modern saat ini bisa menyelesaikan penerbangan mulai dari lepas landas sampai mendarat sepenuhnya dengan otomatis atau autopilot. Benarkah demikian?
Baca juga: Ternyata Kebanyakan Pesawat Saat Ini Mendarat Otomatis (Autoland)
Pilot salah satu maskapai, Tim Hibbetts, seperti dilansir Quora, mengungkapkan bahwa secara teknis, secara teori, dan faktanya pesawat belum sanggup menyelesaikan penerbangan dengan autopilot. Saat ini, tidak ada pesawat yang mampu melakukan ini.
Autopilot tidak bisa menerbangkan pesawat dan tidak bisa pula menggantikan peran pilot-kopilot untuk melakukan beberapa pekerjaan yang sifatnya intuitif. Autopilot dirancang untuk mengambil alih tugas yoke atau sidestick, tidak lebih.
Autopilot didesain untuk mengurangi beban kerja pilot dan kopilot yang sedari di darat sudah sibuk melakukan banyak hal. Dengan mengurangi beban kerja pilot dan kopilot, diharapkan kesadaran situasional keduanya meningkat dan pada akhirnya meningkatkan respon terhadap berbagai hal di kokpit.
Setidaknya, ketidakmampuan pesawat melahap seluruh penerbangan dengan otomatis seperti tersebut di atas terjadi sampai saat ini. Tidak menutup kemungkinan di masa mendatang, seiring kemajuan teknologi, konsep satu pilot di kokpit (single cockpit) bisa teralisasi. Inovasi ke arah sana bukan impian melainkan sudah dimulai.
Pada pertengahan tahun 2020 lalu, saat pandemi Covid-19 sedang tinggi-tingginya, Chief Technology Officer Airbus, Grazia Vittadini, mengkonfirmasi pesawat A350-1000 sukses lepas landas, landing, dan taxiing secara otomatis dalam proyek kemanusiaan, mengangkut peratalan medis dari Beijing ke berbagai rumah sakit di Eropa.
Sejak proyek Autonomous Taxi, Take-Off and Landing (ATTOL) pertama kali dimulai pada Juni 2018, Airbus setidaknya telah melakukan total 500 uji terbang. Dari jumlah tersebut, umumnya agenda pengujian masih berupa mengumpulkan data berupa video dan mendukung penyempurnaan algoritma, dengan melibatkan banyak tim teknik dan teknologi Airbus, seperti Airbus Defense and Space, Airbus A³, dan berbagai divisi lainnya.
Selain itu, dari 500 uji terbang, lima di antaranya juga telah dilakukan take off and landing per run untuk mengevaluasi kemampuan modifikasi A350-1000 dalam melakukan take off dan landing otomatis.
Terkait modifikasi A350-1000, Airbus setidaknya telah menyematkan beberapa fitur baru untuk mendukung tes ATTOL, upgrade flight control computer, memasang kamera di segala sudut dan perangkat elektronik pendukung yang terhubung dengan kamera tersebut. Tak lupa, modifikasi A350-1000 juga mencakup algoritma.
Baca juga: Apakah Dua Pilot Mutlak Diperlukan untuk Terbangkan Boeing 737? Apa Saja Tugas Kopilot?
Menurut Capt. Shadrach Nababan, mantan pilot senior Garuda Indonesia, pesawat bisa melakukan taxiing, lepas landas, cruising, mendarat, sampai parkir di apron atau melakukan penerbangan sepenuhnya otomatis (autopilot) dengan syarat salah satu yang terpenting adalah insting atau naluri.
Andai teknologi sudah mampu membuat pesawat mempunyai naluri atau insting, lanjtunya, maka besar kemungkinan pesawat dapat melenggang sendirian tanpa adanya pilot atau setidaknya satu pilot di kokpit.