Startup asal Jerman, Lilium Aviation, resmi meluncurkan taksi udara listrik dengan kapasitas penumpang hingga tujuh orang. Muatan sebanyak itu dinilai tidak lagi menjadikannya masuk ke dalam segmen taksi udara listrik, melainkan minibus udara listrik. Ini bahkan diklaim sebagai taksi udara listrik atau eVTOL terbesar di dunia.
Baca juga: Gelontorkan Miliaran Rupiah, Target Taksi Udara Listrik Lilium Mengular di 2025 di Semakin Dekat
Sebelumnya, pada tahun 2019, Lilium telah meluncurkan eVTOL (electric vertical takeoff and landing) berkapasitas lima kursi atau lima penumpang, yang diklaim enam hingga tujuh kali lebih senyap daripada helikopter saat lepas landas, di udara, maupun saat mendarat.
Lilium diketahui secara diam-diam sudah sejak tahun 2018 silam mengembangkan eVTOL berkapasitas tujuh kursi ini. Setelah melalui proses panjang, minibus udara Lilium tersebut akhirnya berhasil mendapat sertifikasi CRI-A01 dari EASA pada tahun 2020. Itu berarti, minibus udara Lilium sudah siap digunakan secara komersial. Sertifikasi EASA itu juga menjadi modal berharga untuk mendapat lolos sertifikasi FAA.
eVTOL terbesar di dunia dengan kapasitas tujuh kursi tersebut diketahui mampu melesat di kecepatan maksimum hingga 280 km per jam, dengan ketinggian maksimum mencapai 10 ribu kaki, serta jangkauan terbang 250 km lebih. Ini tentu jauh lebih kuat dan mumpuni dibanding eVTOL lainnya di seluruh dunia, sejalan dengan kapasitas kursinya.
Menariknya, sekalipun melaju jauh lebih cepat dibanding eVTOL lainnya, eVTOL Lilium menjamin tetap lebih senyap dan tenang saat terbang dalam kecepatan penuh, sehingga cocok untuk mendukung mobilitas udara perkotaan (UAM) yang bebas polusi udara dan suara di masa depan.
Beranjak ke dalam kabin atau interior, desainnya juga juga epik dan nuansa yang dibangun cukup brilian. Adapun detail fitur sejenis In Flight Entertainment (IFE) penumpang belum dipaparkan lebih jauh.
Dilansir New Atlas, eVTOL Lilium didukung oleh setidaknya 36 rotor listrik kecil yang tersebar di bagian kanan dan kiri sayap melintang di bagian belakang eVTOL Lilium, serta sayap di bagian depan yang lebih pendek.
Baca juga: Tiket Penerbangan eVTOL Penumpang Pertama Volocopter di Singapura Ludes Terjual dalam Sekejap
Jumlah rotor eVTOL Lilium tentu jauh lebih banyak dibanding para kompetitor yang rata-rata hanya mengandalkan rotor besar berjumlah di bawah 10, seperti eVTOL Joby Aviation dengan enam rotor besar, eVTOL ambulans udara buatan AMSL Aero dengan delapan rotor besar, eVTOL Uber dengan dua rotor besar, eVTOL Skai dengan enam rotor, hingga eVTOL Archer dengan 12 rotor besar.
Bila tak ada aral melintang, perusahaan yang akan go public di bursa Nasdaq melalui penggabungan dengan perusahaan akuisisi khusus (SPAC) bersama Qell Acquisition tersebut akan memulai debutnya pada 2024 untuk pasar Eropa dan 2025 untuk pasar Amerika Serikat.