Dari kabin yang sangat terhubung dan dipersonalisasi di masa depan hingga memutar kursi pesawat yang membuat kelas ekonomi jadi lebih fleksibel, semua hal tersebut nantinya dari dalam pagelaran Crystal Cabin Awards. Acara yang dihelat pada Maret mendatang di Hamburg, Jerman tersebut diyakini akan dipenuhi dengan inovasi pesawat yang tak terduga, namun sebetulnya dibutuhkan penumpang.
Baca juga: Manjakan Mata Penumpang, LG Display Luncurkan Teknologi OLED di Kabin Pesawat
Tentu saja, soal kebutuhan selama penerbangan di udara, sangat relatif, bergantung pada situasi dan kondisi pribadi. Beberapa mungkin suka dengan hal-hal yang menjadi tren rancangan kabin di masa mendatang, begitupun sebaliknya.
Akan tetapi, para perancang di balik ide-ide inovatif ini (pada gelaran Crystal Cabin Awards) berkeyakinan, terlepas dari berbagai situasi dan kondisi para penumpang dalam mensikapi rancangan, mereka dapat mengubah pengalaman interior pesawat menjadi lebih baik. Sebab, memang itulah tujuan dari digelarnya salah satu penghargaan paling bergengsi di industri penerbangan.
Saat ini, prosesnya sudah memasuki tahap penyeleksian. Lebih dari 100 desainer terbaik telah memasuki fase nominasi, dengan kategori yang diperebutkan yakni “Hiburan dan Konektivitas dalam Penerbangan” dan “Konsep-konsep Visioner”. Setelah nominasi ditetapkan, nantinya para nominator akan mempresentasikan desainnya tersebut. Pada akhirnya, dua pemenang untuk masing-masing kategori pun akan diumumkan pada acara Aircraft Interiors Expo di Hamburg, Jerman Maret 2020 mendatang.
Upaya untuk mengubah pengalaman terbang di kelas ekonomi memang tengah ‘memanas’ belakangan ini. Yang paling menyita perhatian adalah, bagaimana kelas ekonomi bisa menghadirkan layanan tidur di kabin pesawat dengan nyaman dalam penerbangan jarak jauh, seperti London Sydney dan berbagai penerbangan jarak jauh lainnya.
Beberapa desain yang sudah masuk dalam nominasi mungkin bisa menjawab tantangan tersebut. Misalnya, perusahaan teknik Heinkel Group. Mereka menawarkan konsep yang disebut “Flex Lounge”, yang memungkinkan konfigurasi fleksibel untuk baris kursi di kabin ekonomi. Pasca take-off, pramugari dapat mengatur ulang baris sehingga penumpang yang bepergian bersama dapat saling berhadapan, memungkinkan pengalaman yang lebih intim dan santai bagi keluarga, teman atau rekan kerja.
Lain lagi dengan Adient Aerospace yang menawarkan “Space For All”. Konsep tersebut, memungkinkan tiga kursi di bagian depan pesawat, dengan tambahan kursi lipat yang menempel di dinding, berubah menjadi tempat tidur datar bergaya sofa yang nyaman, khususnya untuk keluarga.
Konsep-konsep lainnya pun tak kalah menarik. Bahkan, beberapa konsep kursi pesawat yang dinominasikan memang dirancang untuk pesawat yang masih dalam tahap pengembangan. Pesawat Flying-V, misalnya, adalah pesawat hemat bahan bakar yang saat ini sedang dikembangkan di Delft University of Technology di Belanda, bekerjasama dengan KLM.
Dalam kaitannya dengan Crystal Cabin Awards, Delft telah mengajukan desain untuk kursi fleksibel yang dapat dilipat serta berubah menjadi tempat tidur datar dalam desain gaya bunk-bed, agar efisiensi ruang mencapai maksimum.
Sementara itu, Ciara Crawford, menawarkan konsep brilian untuk kursi ROW 1. Mereka membayangkan kursi pesawat dan kursi roda dapat bersatu. Hal memungkinkan pengalaman pesawat yang lebih mudah diakses, khususnya bagi para penyandang disabilitas. Jadi, mereka (penyandang disabilitas) hanya perlu masuk ke dalam pesawat dengan kursi rodanya dan ‘duduk’ bersama kursi rodanya di barisan awal.
Konsep kabin generasi berikutnya datang dari Airbus yang menawarkan “Airspace Cabin Vision 2030”. Dengan konfigurasi tempat tidur dan tempat duduk yang lebih fleksibel, serta suasana kabin yang penuh dengan digitalisasi atau Airspace Connected Experience, mereka juga masuk dalam daftar nominasi. Konsep tersebut termasuk dengan konsep kursi pesawat dengan preferensi berbaring opsional yang dapat diprogram dengan mudah serta kabin overhead yang menyala hijau atau merah, bergantung pada load factor.
Airbus menganggap konsep ini adalah konsep diinginkan penumpang dari pengalaman terbang merekabersama Ingo Wuggetzer, Vice President Cabin Marketing Airbus, pada 201 lalu. Kuncinya, menurut mereka, apapun yang penumpang alami di darat, pasti akan dialami juga selama di udara.
Menariknya, dalam ajang Crsytal Cabin Awards tahun ini, para perancang tidak hanya memperhatikan kebutuhan penumpang, melainkan juga kebutuhan awak kabin. Salah satunya datang dari Collins Aerospace telah mengusulkan Zero G Attendant Seat. Konsep tersebut menawarkan kursi dengan kenyamanan tinggi bagi awak kabin. Kursi awalnya berada dalam posisi pada umumnya saat lepas landas dan mendarat, tetapi di luar itu, juga dapat dipindahkan ke posisi yang lebih nyaman dan bersandar untuk pramugari yang tidak bertugas, yang siap untuk bersantai dengan penerbangan jarak jauh.
Baca juga: Ada di Jepang, Kamar Hotel dengan Simulator Kokpit Boeing 737-800!
Selain desain cabin untuk penumpang dan awak kabin, para perancang juga memperhatikan hal-hal lainnya, seperti baki makanan dan air bersih di pesawat. Zero, misalnya, konsep tersebut menawarkan ‘baki’ makanan yang bisa dimakan, bahkan bisa didaur ulang.
Hal lainnya, Diehl Aviation, misalnya, mereka mengusulkan konsep Greywater Reuse Unit yang menggunakan air dari cuci tangan di wastafel untuk menyiram toilet. Perusahaan tersebut mengklaim, konsep tersebut dapat menghemat 550 ton CO2 per tahun untuk satu pesawat Boeing 787.