Menjadi salah satu negara yang terdampak pandemi Covid-19, Hong Kong langsung mengambil tindakan cepat dan berhasil mengendalikan wabah sejak dini. Hal ini terlihat di mana Hong Kong mengambil langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang kuat dengan banyak teknologi buatan sendiri.
Baca juga: Bandara Hong Kong Terapkan Teknologi Disinfeksi Canggih yang Mampu Sterilkan 99 Persen Bakteri
Dilansir KabarPenumpang.com dari euronews.com (14/7/2020), tempat pertama yang menggunakan teknologi ini adalah Bandara Hong Kong, di mana manusia dan robot bekerja untuk menghentikan virus. Bandara dipilih karena menjadi jalur utama akses ke dunia luar, oleh karenanya respon pada bandara adalah yang paling cepat
“Itu adalah tantangan dalam hal tenaga kerja dan sumber daya, tapi kami siap. Saya pikir orang masih ingat kembali ke kasus virus SARS di tahun 2003,” kata Steven Yiu, Deputi Direktur Pengiriman Layanan Otoritas Bandara Hong Kong.
Dia mengatakan, setelah pelajaran dari epidemi SARS, mereka mengambil berbagai langkah dimulai dari pemeriksaan suhu.
“Sebelum penumpang memasuki terminal, kami melakukan penyaringan suhu. Jadi, jika mereka di bawah 37,5 derajat Celcius, kami membiarkan mereka di dalam. Ketika kami kembali normal, kami dapat menjaga beberapa langkah misalnya pemeriksaan suhu keluar,” kata Yiu.
Dia menambahkan, hal tersebut mungkin akan menjadi fitur permanen di dalam bandara. Yiu menyebutkan untuk staf bandara ada pod desinfeksi yang dikembangkan di Hong Kong yang dimulai dengan pemeriksaan suhu dan menggunakan semprotan sanitasi selama 40 detik.
Tak hanya itu, bandara menggunakan robot pembersih yang juga dikembangkan di Hong Kong untuk membersihkan di lorong, lantai dan toilet. Bisa dikatakan, sebelum pemerintah negara lain bertindak, Hong Kong sudah mulai kontrol perbatasan, pengujian dan karantina.
Untuk diketahui, sebenarnya teknologi di bandara hanyalah beberapa contoh dan sebagai pusat regional untuk R&D. Di mana perusahaan teknologi dan bioteknologi Hong Kong bekerja sama dengan akademisi untuk memerangi pandemi.
Politeknik Universitas Hong Kong membuat pelindung wajah menggunakan printer 3D. Profesur Hau-chung, Dekan Teknik di universitas mengatakan, umpan balik pelanggan langsung membantu mereka untuk memodifikasi desain.
“Tidak mungkin pencetakan 3D dapat memberikan nomor yang Anda inginkan. Pencetakan 3D hanya dapat menghasilkan satu dari ini dalam 90 menit. Kami menggunakan mesin kami sendiri, mesin cetak 3D kami di universitas kami sendiri, untuk menghasilkan desain dan mendapatkan produk yang dibuat dalam waktu tujuh hari. Kami kemudian meneruskan ini ke industri dan mereka dapat memproduksinya dalam waktu dua minggu. Jadi keseluruhan masalah terpecahkan dalam waktu satu bulan,” kata Hau-chung.
Alex Wai, Wakil Presiden dan Provost di Universitas Politeknik Hong Kong, mengatakan mereka siap dan menunggu setelah virus terakhir yang menyerang.
“Kami memiliki Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), dan kami memiliki rekan kerja baik di universitas kami dan Universitas Hong Kong, yang tahu bahwa hal seperti ini dapat terjadi lagi. Kami benar-benar memiliki dana perwalian, yang terdiri dari sumbangan dari berbagai perusahaan. Itu ada di tempat khusus untuk situasi seperti itu, wabah lain, atau pandemi,” ujar Alex.
Proyek anti Covid-19 jalur cepat lainnya ada di Science Park, rumah bagi ratusan perusahaan teknologi dan ribuan staf, termasuk ImmunoDiagnostics. Dr Kelsey Zhongling, Wakil Direktur Eksekutif, ImmunoDiagnostics mengatakan perusahaannya bekerja siang dan malam untuk menyiapkan proyek mereka.
“Kami secara resmi memulai pekerjaan pada awal Februari, dan dalam dua minggu kami telah menghasilkan tiga kit diagnostik yang berhasil untuk penyakit ini. Salah satunya disebut Elisa, yang memungkinkan lebih dari 90 tes per kit, dalam waktu 2 jam dan 30 menit, sehingga sangat berguna dalam skrining berbasis populasi. Dan yang kedua adalah tes darah Point-of-Care,” kata dia.
Baca juga: Hindari Kontak Langsung, Robot Bantu Layani Pasien Terinfeksi Virus Corona
Di mana ini hanya membutuhkan satu tetes darah dan akan menunjukkan hasilnya dalam sepuluh menit tanpa peralatan apa pun. Ini adalah teknologi yang membantu menyelamatkan hidup di Hong Kong, dan telah di ekspor ke seluruh dunia.