Bhutan, negara kecil di Asia Selatan saat ini memiliki empat bandara, tetapi hanya ada satu yang menyandang bandara internasional dan itu berada di lembah yang dalam di tepi Sungai Paro Chhu. Ya, ini adalah Bandara Internasional Paro yang juga adalah pangkalan utama bagi maskapai Druk Air.
Baca juga: Berada di Atas Awan, Daocheng Yading Jadi Bandara Tertinggi di Dunia!
Dengan letaknya berada di lembah yang dalam, Bandara Paro dikelilingi bukit-bukit yang memiliki ketinggian kurang lebih 5.500 meter. Ini jugalah yang membuatnya dianggap sebagai salah satu bandara paling menantang di dunia.
Bahkan sebagaimana yang dirangkum KabarPenumpang.com dari wikipedia, kurang dari dua lusin pilot bersertifikat yang bisa mendara di bandara ini. Uniknya lagi tidak ada penerbangan di malam hari dan hanya dibolehkan ketika cuaca dalam kondisi baik dari matahai terbit hingga matahari terbenam.
Dari sejarahnya di tahun 1968, Organisasi Jalan Perbatasan India membangun landasan terbang di lembah Paro. Ini dulunya digunakan untuk operasi helikopter oleh Angkatan Bersenjata India atas nama Pemerintah Kerajaan Bhutan. Kemudian Druk Air didirikan Royal Charter pada 5 April 1981.
Memiliki landasan pacu sepanjang 1.200 meter, dan ada syarat pesawat yang akan dioperasikan dari Paro. Mereka membutuhkan pesawat STOL 18–20 kursi dengan kemampuan operasi yang mencakup langit-langit layanan tinggi, tingkat pendakian yang tinggi, dan kemampuan manuver yang tinggi.
Persyaratan utama untuk pesawat adalah harus mampu terbang Kolkata – Paro – Kolkata, perjalanan pulang pergi sejauh 1.200 km, tanpa pengisian bahan bakar, karena infrastruktur yang tersedia di Paro sangat minim. Tiga jenis pesawat dipertimbangkan setelah uji terbang yang telah dilakukan di India dan Bhutan antara tahun 1978 dan 1980, namun, tidak ada yang dianggap cocok.
Ketika Druk Air beroperasi 11 Februari 1983, pada saat itu Bandara Paro sudah memiliki landasan pacu, kontrol lalu lintas udara (ATC) dengan dua gedung dan ruang tunggu keberangkatan di halaman. Sebelum pembentukan Departemen Penerbangan Sipil pada Januari 1986, Druk Air bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur bandara.
Pada tahun 1990, landasan pacu di Bandara Paro diperpanjang dari 1.402 menjadi 1.964 meter dan diperkuat untuk pesawat yang lebih berat. Lalu sepanjang hanggar dibangun untuk pesawat, yang didanai oleh pemerintah India sebagai bagian dari Proyek Pengembangan Bandara Paro.
Baca juga: Farrenberg Airfield, Bandara Ekstrem di Atas Awan
Hingga akhirnya kini memiliki landasan pacu tunggal sepanjang 2.265 meter dan ada satu gedung terminal yang diresmikan pada tahun 1999. Pada tahun 2021, interiornya dirubah, menambahkan banyak karya seni