Menjaga sikap dimana pun Anda berada merupakan salah satu cara supaya Anda terhindar dari sebuah masalah – tidak peduli Anda tengah stress atau tidak. Jangan sampai emosi yang menguasai diri Anda mengambil alih semua tindakan dan pada akhirnya itu akan menjadi bumerang bagi Anda sendiri. Tidak terkecuali di dunia transportasi, Anda juga harus tetap memegang teguh prinsip ini – atau Anda akan bernasib seperti Susan Peirez. Siapa dia?
Baca Juga: Ditendang Penumpang Cilik, Wanita Ini Keluhkan Regulasi Delta Airlines
Susan merupakan petugas sipil di Pemerintahan Negara Bagian New York yang terpaksa kehilangan pekerjaannya setelah membentak seorang penumpang beserta anaknya di dalam sebuah penerbangan Delta Airlines. Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari sejumlah sumber, kejadian ini bermula ketika Susan hendak bertolak dari New York City menuju Syracuse pada 6 Februari silam – dimana ia dihadapkan pada situasi yang kerap membuat penumpang kesal.
Ya, ia duduk di samping Marissa Rundell yang turut serta membawa anak laki-lakinya yang berusia 8 bulan. Entah apa yang membuat sang anak tidak nyaman, namun tiada hentinya anak kecil ini menangis dan membuat Susan naik pitam. Marissa yang berusaha menenangkan anaknya mendadak dibentak oleh Susan yang merasa terganggu oleh tangisan anaknya itu. “Saya tidak mau duduk di samping anak bayi yang terus menerus menangis,” ujar Susan dalam sebuah rekaman yang berhasil diabadikan oleh Marissa.
Sebelumnya, Susan telah ‘mengutuk’ sang Ibu beserta bayinya ini dibarengi dengan beberapa sumpah serapah. “Ia tidak akan menangis sepanjang perjalanan,” bela Marissa. Dalam rekaman berdurasi kurang dari dua menit yang diunggah ke media sosial Facebook ini, tampak Susan yang sudah kesal memutuskan untuk pindah ke bangku seberang yang kebetulan kosong sembari memanggil awak kabin untuk membantunya menyelesaikan masalah ini.
Alih-alih mencari jalan keluar, Susan malah membentak awak kabin Delta Airlines. “Siapa namamu?” ujar Susan sang awak kabin yang datang menghampirinya.
“Tabitha,” jawabnya singkat.
“Terima kasih Tabitha, kemungkinan kamu tidak akan memiliki pekerjaan besok,” lanjut Susan ketus.
Merasa sakit hati atas ucapan Susan, Tabitha pun menjawabnya singkat. “Saya ingin wanita ini turun dari pesawat,”
Susan yang kala itu diwajibkan untuk terbang menuju Syracuse mulai kebingungan atas pernyataan si awak kabin. Sadar bahwa dirinya telah salah, ia lalu meminta maaf atas perlakuannya barusan. “Saya akan tenang sekarang, tolong. Hei, saya minta maaf, saya benar-benar stres,” ujar Susan.
Baca Juga: Mantan Presiden Ini Salami Penumpang Delta, Ada Apa?
Namun sayang, semua tindakan Susan sudah berhasil direkam dan disebarluaskan di dunia maya, membuat karirnya di Pemerintahan Negara Bagian New York terancam. Benar saja, dengan cepat kejadian ini menyebar – termasuk tempat Susan bekerja. “Kami tengah melakukan investigasi terhadap kasus ini, dan Susan akan ‘dirumahkan’ sementara sampai kurun waktu yang belum ditentukan,” ujar salah satu informan dari Pemerintahan Negara Bagian New York.
Kejadian ini merupakan salah satu contoh nyata yang dapat ditarik pelajarannya. Jadi, masih mau mementingkan emosi ketimbang ancaman resiko yang akan Anda terima di depannya?