Nama Boeing kembali menjadi sorotan setelah seorang pengacara salah satu korban jatuhnya pesawat 737 MAX 8 mengatakan bahwa ada seorang insinyur yang mencoba memberikan rekomendasi kepada Boeing, namun pihak perusahaan memberikan jawaban yang di luar dugaan. Menurut pengacara tersebut, sang insinyur mengatakan bahwa pihak perusahaan enggan meningkatkan keselamatan penerbangan yang diusulkan untuk diaplikasikan ke varian 737 MAX karena dianggap terlalu mahal.
Baca Juga: [Galeri] Sertifikasi Belum Rampung, Sejumlah 737 MAX ‘Numpuk’ di Boeing Field, Seattle
Sebagaimana yang dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, insinyur yang dimaksud oleh pengacara ini merujuk pada Curtis Ewbank. Diketahui, Curtis Ewbank mengajukan pengaduan melalui saluran internal Boeing setelah kecelakaan yang menimpa Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET302. Namun rekomendasi yang diberikan oleh Curtis Ewbank tersebut ditolak mentah-mentah oleh Boeing dengan dalih faktor ekonomi perusahaan.
Mengutip dari laman cnbcindonesia,com (6/10), penasihat utama yang mewakili keluarga korban dari kecelakaan Ethiopian Airlines, Robert Clifford mengatakan bahwa pengaduan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang kebiasaan Boeing. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu dugaan bahwa perusahaan terlalu menekankan soal biaya dan jadwal, tapi mengorbankan keselamatan penumpangnya kelak – semisal terjadi kecelakaan kembali.
Menanggapi pemberitaan ini, seorang juru bicara Boeing mengatakan bahwa perusahaan membuka saluran pengaduan khusus bagi yang ingin menyampaikan rekomendasi, tapi proses tersebut terbilang cukup ketat – terlebih pihakperusahaan harus menimbang terlebih dahulu apakah rekomendasi tersebut dapat berterima dengan keadaan yang kini tengah dihadapi atau tidak. Selain itu, ketatnya proses pengaduan ini ditujukan untuk melindungi kerahasiaan karyawan yang terlibat.
Kendati begitu, pernyataan Curtis Ewbank terkait pihak pabrikan pesawat yang seolah enggan kehilangan beberapa dollar untuk meningkatkan keselamatan penumpang ini sudah terlanjur menjadi buah bibir. Penggambaran Curtis Ewbank yang menyebutkan, “manajemen Boeing lebih mementingkan biaya dan jadwal daripada keamanan dan kualitas,” pun sudah kadung menyulut emosi pihak keluarga dan siapapun yang membacanya.
Pernyataan Curtis Ewbank ini diamini oleh empat mantan karyawan Boeing yang bekerja pada 737 MAX. Mereka mengatakan bahwa mereka berulang kali diinstruksikan oleh manajemen untuk tidak menambah atau mengubah sistem pada 737 MAX supaya tidak memicu perlunya pelatihan pilot tambahan dalam simulator penerbangan, atau proses sertifikasi yang lebih panjang.
Baca Juga: Akhirnya! Boeing Akui Adanya Kesalahan Sistem pada Boeing 737 MAX 8
Kembali lagi, pihak Boeing mengelak. Seorang pejabat senior di manufaktur pesawat asal Negeri Paman Sam mengatakan bahwa keputusan para mekanik Boieng “selalu seimbang antara kompleksitas dan ketersediaan fungsi. Semakin kompleks Anda membuat sesuatu, semakin besar kemungkinan tidak tersedia saat Anda membutuhkannya.”
Jika sudah seperti ini apakah benar Boeing tega menggadaikan keselamatan penumpang hanya demi koceknya tidak semakin jebol?