Belum surut kesengsaraan yang menyelimuti produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing pasca dua kecelakaan maut yang melibatkan Lion Air dan Ethiopian Airlines dalam rentang waktu lima bulan ini, kini Boeing harus kembali menelan pil pahit dimana Federal Aviation Administration (FAA) menyatakan bahwa ratusan pesawat 737 MAX dan seri-seri sebelumnya berisikan partikel atau bagian-bagian yang tidak diproduksi dengan benar, terutama di bagian sayap.
Baca Juga: Sebut Produk Buatannya Jelek, Karyawan Internal Bahkan Enggan Naik Pesawat Boeing
Tentu saja, pernyataan dari federasi penerbangan Amerika Serikat ini seolah mempertegas pernyataan salah seorang karyawan Boeing yang mengataka bahwa dirinya enggan untuk mengudara bersama 737 MAX karena ia menyadari bahwa pesawat tersebut tidak laik untuk mengudara karena dikerjakan secara asal-asalan – karyawan internal ini mengatakan pengerjaan 737 MAX yang asal-asalan ini diindikasikan oleh bayaran yang tidak setimpal yang mereka terima.
Kini pernyataan tersebut sudah terbukti benar keberadaannya, dan tentu saja akan mempengaruhi kinerja pesawat selama mengudara. Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman samchui.com (3/6/2019), partisi yang mengalami masalah ini disinyalir akan memberikan pengaruh terhadap bagian sayap dan akan menurunkan kinerja pesawat ketika melakukan take off dan landing.
Pihak FAA meyakini ada 179 pesawat dengan tipe 737 MAX dan 133 pesawat lainnya dari tipe 737NG di seluruh dunia yang mengalami kendala semacam ini – bukan tidak mungkin apabila pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines yang jatuh tersebut juga mengidap jenis ‘penyakit’ yang sama. Selain itu, FAA juga membeberkan data bahwa 65 pesawat yang berbasis di Amerika masuk ke dalam daftar pesawat tidak laik terbang tersebut.
Menyikapi temuan ini, pihak Boeing langsung melakukan pengecekkan menyeluruh terhadap 41 pesawat hingga tangga 3 Juni 2019 kemarin, dan mereka menambahkan bahwa sebanyak 200 pesawat lainnya akan masuk daftar untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Baca Juga: Kejar Sertifikasi, Boeing Justru Sepelekan Kualitas Keselamatan Pesawat
Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini Boeing tengah menunggu sertifikasi dari pihak FAA setelah melakukan upgrade software yang diduga kuat menjadi penyebab jatuhnya dua pesawat nahas di atas dan menelan korban jiwa sebanyak 346 orang.
Banyak pihak yang sedikit tercengang dengan upgrade sistem navigasi di armada 737 MAX yang dilakukan oleh Boeing hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Pasalnya, di sini terlihat pihak Boeing seolah terburu-buru dalam melakukan upgrade sistem tersebut. Bahkan, Presiden dari Emirates, Tim Clark mengaku kaget ketika mendengar kabar bahwa Boeing telah menyelesaikan upgrade dan dicanangkan akan kembali mengudara pada Natal tahun ini.
Untuk masalah keluarga Boeing 737NG sendiri, beberapa warganet sempat mempertanyakan soal Garuda Indonesia yang mengoperasikan sebanyak 81 unit pesawat jenis 737-800NG. Tidak hanya flag carrier Indonesia saja yang mengoperasikan pesawat jenis ini, pun dengan raksasa Low Cost Carrier (LCC) Tanah Air, Lion Air. Banyak yang mempertanyakan soal kelanjutan nasib dari jenis pesawat ini yang kebetulan dioperasikan oleh dua maskapai asal Indonesia.
Tidak ada yang bisa memastikan nasib dari Boeing 737-800NG yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan Lion Air, kecuali Kementerian Perhubungan telah ‘mengetok palu’ yang menandakan kelanjutan nasib dari pesawat jenis ini.