Tuesday, November 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanBelajar dari Insiden Pesawat Lion Air JT 145 Kehilangan Tekanan, Penumpang Wajib...

Belajar dari Insiden Pesawat Lion Air JT 145 Kehilangan Tekanan, Penumpang Wajib Lakukan Ini

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 145 tiba-tiba kehilangan tekanan 40 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Senin lalu. Beruntung, pesawat rute Padang-Medan via Batam tersebut berhasil melakukan return to base (RTB) dan mendarat dengan selamat di BIM.

Baca juga: Saat Pesawat ‘Terpaksa’ Return to Base dan Divert Landing, Pilot Harus Penuhi Empat Syarat Ini

Menurut kesaksian Evi Yandi Rajo Budiman, Anggota Komisi I DPRD Sumatra Barat dari Fraksi Partai Gerindra, lesat akun media sosialnya, pesawat awalnya terbang mulus tanpa masalah. Sekitar 40 menit setelahnya, pilot tiba-tiba mengumumkan pesawat kehilangan tekanan dan harus kembali ke BIM.

Tak lama kemudian, pesawat, yang juga ditumpangi oleh 12 anggota Komisi I DPRD Sumatra Barat lainnya, itu tiba-tiba turun drastis (prosedur standar yang harus dilakukan pilot saat pesawat kehilangan tekanan) dan membuat penumpang panik seketika.

Dalam kondisi seperti ini, penumpang pesawat wajib tahu, bahwa mereka hanya perlu mengikuti instruksi pilot dan kru untuk menggunakan masker oksigen yang menggantung di atas kepala. Sebaliknya, kepanikan berlebih justru akan berakibat fatal.

Ketika pesawat kehilangan tekanan, apalagi dalam insiden pesawat Lion Air kemarin dimana pesawat disebut kehilangan ketinggian drastis, manusia normal besar kemungkinan tidak akan bisa bernapas dengan baik pada ketinggian terbang di rentang 30 ribu – 42 ribu kaki. Karenanya mereka membutuhkan oksigen sebagai alat bantu.

Masker oksigen penumpang memiliki lifetime-nya sendiri – biasanya itu hanya 15 menit saja, terhitung sejak masker turun dari kompartemen kabin.

Andai suatu waktu pesawat mengalami masalah di sekitar ketinggian 30.000 kaki dan hal tersebut menyebabkan masker oksiden keluar dari ‘sangkarnya’, maka kapten penerbangan harus sesegera mungkin menurunkan ketinggian sebelum pasokan oksigen di tangki habis – setidaknya pesawat harus berada di ketinggian dimana manusia bisa bernafas secara normal, yaitu di ketinggian 1.000 kaki.

Sebagai informasi tambahan, tangki oksigen yang dibawa oleh sebuah pesawat ini disimpan di bagian lambung.

Baca juga: Saat Masker Oksigen Turun, Ini yang Penumpang Wajib Tahu!

Dalam rentang waktu yang cukup singkat tersebut, dan tentu saja menegangkan, kapten harus dengan cekatan mencari jalur yang aman dan tidak menginterupsi penerbangan lainnya, sembari juga berkomunikasi dengan menara pengawas (ATC) untuk meminta ijin melakukan pendaratan darurat.

Pada insiden pesawat Lion Air JT 145 rute Padang-Medan via Batam kemarin, pilot dan kru berhasil melakukan langkah-langkah tepat, termasuk memberikan instruksi menggunakan masker oksigen segera, sampai akhirnya mendarat dengan selama di BIM. Tak diketahui pasti apa penyebab masalah pada pesawat tersebut.

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru