Piasecki Aircraft selangkah lagi berhasil memproduksi helikopter hidrogen berawak pertama di dunia. Saat ini, manufaktur tersebut terus mengebut pembangunan helikopter tersebut setelah sebelumnya mendapat dukungan teknologi turbo air cooler fuel cell dari HyPoint dan powertrain listrik dari EDM Aerotec.
Baca juga: Percaya atau Tidak, Rusia Pernah Membuat Helikopter Berkapasitas 196 Penumpang
Sejak era taksi udara perkotaan massif dikembangkan perusahaan-perusahaan startup di seluruh dunia, yang umumnya dengan konsep electric vertical take-off and landing (eVTOL) jarak pendek, CEO Piasecki Aircraft, John Piasecki, mengungkapkan sama sekali tidak tertarik akan hal itu.
Dalam hematnya, eVTOL yang mengandalkan teknologi baterai akan habis masanya di kemudian hari. Sudah begitu, biaya operasionalnya juga tak bisa dibilang murah, terlebih dengan jangkauan yang pendek.
Karenanya, Piasecki fokus mengembangkan helikopter, yang kebetulan ayahnya, Frank dikenal sebagai bapak helikopter tandem modern, namun dengan sentuhan yang berbeda, yaitu helikopter yang menggunakan bahan bakar hidrogen fuel cell (H2FC) berawak pertama di dunia.
Menariknya, Piasecki melanjutkan, kombinasi powertrain hybrid dan bahan bakar fuel cell hidrogen juga mengalahkan helikopter lain. Disebutkan, kombinasi powertrain hybrid dan sel bahan bakar hidorgen dinilai sama-sama 100 persen bebas emisi dengan helikopter yang menggunakan tenaga turbin dan bahan bakar berkelanjutan.
Namun, keduanya berbeda dalam hal penurunan biaya operasional. Disebutkan, helikopter dengan sel bahan bakar hidrogen dan powertrain hybrid lebih efisien hingga 50 persen. Ke depan, angka itu juga bisa meningkat seiring pengembangan teknologi sel bahan bakar hidrogen dan powertrain hybrid.
Meski begitu, dibalik kelebih, terdapat kekurangan helikopter sel bahan bakar hidrogen yang dikembangkannya. Disebutkan, penggunaan helikopter dengan sel bahan bakar hidrogen tak bisa dikembangkan secara terpisah, melainkan sejak awal harus didesain sebagai sebuah satu kesatuan untuk memaksimalkan efisiensi.
“Teknologi sel bahan bakar yang tersedia saat ini hanyalah titik awal. Kami telah bekerja dengan HyPoint untuk mengidentifikasi target untuk peningkatan daya dan kepadatan energi tertentu, yang akan kami validasi melalui tes. Kemampuan pertumbuhan itulah mengapa kami merasa ada begitu banyak peluang untuk dieksplorasi di sini,” jelas Piasecki.
“Salah satu hal utama yang kami pelajari adalah bahwa sel bahan bakar tidak dapat dirancang secara terpisah,” tambahnya.
Baca juga: “Elon Musk” Rusia Kembangkan Drone Kargo Bertenaga Hidrogen, Bisa Melesat Sampai Mach 15
“Ini benar-benar perlu dirancang sebagai bagian terpadu dari kendaraan udara untuk memaksimalkan efisiensi yang dapat dicapai. Anda memerlukan fungsionalitas silang, untuk menggunakan badan pesawat itu sendiri untuk mengelola lingkungan termal,” tutupnya, seperti dikutip dari New Atlas.
Piasecki saat ini sudah berkomunikasi dengan intens terkait masa depan helikopter hidrogen berawak pertama di dunia buatannya. Helikopter PA-890 berkapasitas lima kursi dengan unit sel bahan bakar sekitar SPM 20, daya sekitar 560 kW, serta jangkauan sejauh 370 km ini diperkirakan bisa terbang perdana dan mendapat sertifikasi FAA pada tahun 2023 mendatang.