Selama beberapa waktu belakangan, banyak maskapai memangkas sebagian besar kapasitas penerbangan mereka. Dampaknya, banyak pesawat yang terpaksa harus digrounded. Namun, bagi pesawat yang tetap harus melayani penerbangan, bagaimana anjuran social distancing, yang kini ditingkatkan menjadi physical distancing, dapat diterapkan?
Baca juga: Ahli: Penumpang yang Duduk di Dekat Jendela Lebih Aman dari Virus Corona
Dikutip dari laman samchui.com, berbagai maskapai di dunia yang masih melayani penerbangan, khususnya domestik, melakukan berbagai upaya berbeda dalam menerapkan physical distancing. Air New Zealand, misalnya, harus membatasi penjualan setiap penerbangan mereka demi terciptanya physical distancing.
Setidaknya ada dua tipe physcal distancing yang diterapkan maskapai asal Selandia Baru tersebut. Pada pesawat kecil atau konfigurasi 2-2, pesawat ATR, misalnya, maskapai hanya menjual deretan kursi yang menempel dengan jendela saja. Adapun untuk pesawat agak besar dengan konfigurasi 3-3, seluruh kursi tengah wajib dikosongkan.
Meskipun belum sesuai standar yang direkomendasikan Centers for Disease Control atau CDC, sekitar 1,8 meter, menurut seorang analis, paling tidak itu adalah upaya yang sejauh ini bisa lakukan maskapai mengingat keterbatasan ruang, selain maskapai juga harus memaksimalkan ruang.
“Kami mungkin memiliki pengalaman di atas kapal, di deretan enam kursi di kelas ekonomi di pesawat, mereka diharuskan untuk menjaga kursi tengah kosong untuk beberapa jarak sosial,” kata Stephen Trent, seorang analis di Citigroup, seperti dikutip dari CNBC Internasional.
Senada dengan Air New Zealand, maskapai dalam negeri, Lion Grup, juga sudah mulai menerapkan physical distancing di dalam kabin dengan konsep yang sama, yakni mengkosongkan kursi tengah pada pesawat dengan konfigurasi 3-3.
Menariknya lagi, physical distancing bahkan bukan hanya ketika di dalam pesawat. Pengaturan physical distancing juga berlaku ketika penumpang berada di ruang tunggu (waiting room) dan pada saat proses masuk ke dalam kabin pesawat (boarding), baik yang menggunakan tangga belalai (garbarata) dan tangga biasa. Pengaturan ini juga berlaku bagi penumpang yang berada di dalam bus (neoplane) saat menuju ke pesawat dan turun dari pesawat.
Selain kedua maskapai tersebut, maskapai lainnya di berbagai belahan dunia, secara substansial, mungkin belum mulai menerapkan physical distancing. Namun, secara teknis, mungkin termasuk menjalankan. Cathay Pacific, Virgin Australia, dan Delta Airlines, misalnya, ketiga maskapai tersebut mengizinkan para penumpang untuk berpindah ke tempat yang kosong. Hal itu mungkin saja terjadi, mengingat load factor seluruh maskapai di dunia, tak terkecuali ketiganya, tengah anjlok.
Dengan begitu, pasti banyak kursi kosong di pesawat yang bisa dimaksimalkan untuk pengaturan physical distancing. Hanya saja, penumpang tetap diharuskan untuk berkoordinasi dengan petugas agar pesawat tetap seimbang karena pengaturan penumpang yang tak sistematis.
Lain halnya dengan China Airlines dan Eva Air Taiwan. Kedua maskapai tersebut memang tidak menerapkan physical distancing dan mengizinkan penumpang untuk mencari kursi kosong layaknya Cathay Pacific, Virgin Australia, dan Delta Airlines. Namun, mereka justru bisa dikatakan menerapkan kebijakan lebih ketat.
Baca juga: Dari Amerika, Inggris, Thailand Hingga Lebanon, Ini Cara Unik Masyarakat Terapkan Social Distancing
Sebelum mulai boarding, para penumpang diharuskan mengikuti pemeriksaan wajib suhu tubuh. Penumpang dengan suhu di atas 37,5 derajat celsius akan ditolak untuk naik. Selain itu, semua penumpang harus mengenakan masker di dalam kabin setiap saat, kecuali saat hendak menyantap makanan dan minuman.
Terkait makanan dan minuman, dalam upaya menerapkan physical distancing, khususnya antara awak kabin dan penumpang, American Airlines, mulai mengurangi beberapa layanan, bergantung pada jarak. Untuk penerbangan di bawah 4,5 jam, misalnya, penumpang, baik first class maupun kelas ekonomi hanya disuguhkan dengan minuman. Bedanya, first class mendapatkan sampanye dan air putih sedangkan kelas ekonomi hanya mendapatkan air putih.