Monday, November 25, 2024
HomeBandaraBawa Kabur Bombardier Dash 8 Q400, Nasib Ground Crew Horizon Air Berakhir...

Bawa Kabur Bombardier Dash 8 Q400, Nasib Ground Crew Horizon Air Berakhir Nahas

Di Indonesia, tentu sudah tidak asing jika mendengar pemberitaan tentang kasus pencurian kendaraan bermotor. Tapi pernahkah Anda mendengar kasus pencurian pesawat? Tanpa embel-embel kasus terorisme yang biasanya menjadi latar belakang dari kasus pencurian atau pembajakan pesawat. Kali ini, seorang petugas darat (ground crew) maskapai Horizon Air nekat membawa kabur pesawat turboprop Bombardier Dash 8 Q400 milik maskapai yang diketahui merupakan anak perusahaan dari Alaska Airlines pada Jumat (10/8/2018).

Baca Juga: Pembajakan Pesawat Terlama, 39 Hari Kelam Penumpang El Al Flight 426

Dilansir KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, pesawat yang dicuri oleh petugas yang disinyalir bernama Richard Russel ini kebetulan tengah berada dalam kondisi tidak berpenumpang. Richard sendiri secara nekat mencuri pesawat ini di Bandara Internasional Seattle – Tacoma. “Seorang karyawan maskapai penerbangan (Horizon Air) menerbangkan pesawat tanpa izin dan tanpa penumpang di Sea-Tac,” cuit salah seorang manajemen bandara melalui akun Twitter.

Kejadian yang terjadi pada sekitar pukul 19.32 waktu setempat ini memaksa pihak bandara untuk menutup sementara operasional penerbangan dengan alasan keselamatan. Mulanya – para pejabat bandara mengatakan, Richard menggunakan sebuah traktor untuk mengarahkan pesawat (taxi) menuju posisi siap lepas landas.

Sejurus sesaat pesawat yang dikendarai Richard lepas landas, otoritas berwenangpun lansgung mengirimkan dua jet tempur F-15 guna melakukan pengejaran. Petugas menara pengawas (ATC) pun sempat berkomunikasi dengan Richard selama kurang lebih 90 menit lamanya – sebelum akhirnya pesawat nahas tersebut jatuh di Ketron Island, sekitar 48 km sebelah Selatan Bandara Internasional Seattle – Tacoma.

Mungkin sebagian dari Anda bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang yang tidak terlatih mampu menerbangkan sebuah pesawat? Jawabannya dari pertanyaan tersebut terlontar sendiri dari mulut Richard ketika tengah berkomunikasi dengan petugas ATC. “Saya tidak butuh banyak bantuan, saya pernah memainkan video game mengendarai pesawat sebelumnya,” ungkap Richard yang terekam alat komunikasi antara pilot dan petugas ATC tersebut.

Richard Russel. Sumber: metro.co.uk

Namun tetap saja, semahir-mahirnya ia mengendalikan sebuah pesawat di video game itu berbeda jauh ketika dirinya mengemudikan pesawat sungguhan. Sebut saja pengetahuan tentang pengoperasian pesawat yang tidak terlalu ia kuasai – seperti ketersediaan bahan bakar yang menurut Richard jauh lebih banyak dari yang ia duga.

Sejumlah percakapan lainpun sempat terjadi antara Richard dan petugas ATC yang tetap memintanya untuk mendaratkan pesawat dengan selamat – salah satunya di Pangkalan Angkatan Udara AS di McChord Field. “Orang-orang di sana akan memperlakukanku secara kasar jika saya mendarat di sana. Atau mungkin saya akan dipenjara seumur hidup?” balas Richard ketika petugas ATC mencoba untuk mengarahkan pesawatnya untuk mendarat di Pangkalan Angkatan Udara AS McChord Field.

Dari sejumlah percakapan yang berhasil terekam, tampak Richard sedang gundah dan sedikit kebingungan dengan apa yang tengah ia lakukan kala itu. “Saya tidak tahu, bung. Saya tidak mau, kecil harapannya itu (mendaratkan pesawat) akan terjadi. Anda tahu itu,” tutur Richard. “Saya punya banyak orang yang peduli dengan saya. Ini akan mengecewakan mereka jika mendengar bahwa saya melakukan ini,” tandasnya.

Baca Juga: Saat Terjadi Pembajakan, Inilah Sinyal Rahasia Yang Dapat Dikirimkan Oleh Pilot

Setelah kurang lebih satu jam mengudara, petugas ATC mulai kehilangan kontak dengan Richard. Entah apa yang terjadi setelah petugas ATC kehilangan kontak, namun Richard bersama Bombardier Dash 8 Q400 yang ia ‘curi’ jatuh di Ketron Island. Tak ayal, pribadi yang dinilai hangat dan ramah oleh teman-temannya tersebut pun tewas.

Guna mengumpulkan bukti terkait kejadian ini, salah seorang juru bicara FBI, Ayn S Dietrich Williams mengatakan akan bekerja sama dengan dewan transportasi untuk melakukan proses investigasi lebih lanjut. “Kami akan bekerja secara menyeluruh, dan meninjau semua aspek yang turut berperan dalam kejadian ini.” ungkap Ayn.

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru