Meksi kini telah berangsur surut, banjir besar yang melanda kota Semarang beberapa waktu lalu telah berdampak pada layanan kereta api, dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), telah menyampaikan permohonan maaf atas gangguan perjalanan kereta api yang melintasi Semarang dan sekitarnya imbas jalur terendam banjir. Perjalanan KA yang akan melintasi wilayah tersebut sempat dilakukan rekayasa operasi, seperti pengalihan perjalanan, memutar melewati jalur selatan, sampai upaya menggunakan lokomotif khusus untuk melewati jalur yang tergenang.
Baca juga: Banjir Rob Sampai Alunan Gambang, Hiasi Stasiun Semarang Tawang
Nah, yang menjadi pertanyaan, mengapa kerera api seolah begitu ‘takut’ pada genangan air, meski genangan air itu tak terlalu tinggi? bukankan kereta jarak jauh yang melintasi Semarang menggunakan jenis lokomotif diesel? dan kereta sudah berjalan dalam treknya, sehingga tak perlu khawatir seperti halnya kendaraan reguler yang melintasi jalan raya.
Ungkapan dan pemikiran di atas mengemuka di kalangan netizen. Namun, tentu ada pertimbagan dan alasan, mengapa kereta terpaksa menghindari jalur yang tergenang banjir.
Sebagaimana yang dihimpun KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, banjir yang menggenangi rel kereta memang bisa mempengaruhi operasional kereta, seperti sistem pengereman kereta.
Dikhawatirkan air yang menggenangi rel tersebut akan rembes dan menyebabkan fungsi operasional dari rem tidak berjalan mulus. Akibatnya, kereta dapat kapan saja mengalami rem blong dan tidak menutup kemungkinan mengakibatkan kecelakaan.
Selain itu, rel yang tergenang banjir dikhawatirkan akan mengakibatkan pergeseran dudukan rel jika dilewati, dan tidak menutup kemungkinan kereta akan anjlok.
Di luar masalah teknis pengoperasian, tergenangnya rel juga dikhawatirkan dapat membatasi sudut pandang masinis. Ketika jalur tidak terendam banjir, masinis dapat dengan seksama memantau jalur yang memanjang di depannya, namun hal tersebut akan berbalik 180 derajat jika rel tergenang air.
Jarak pandang masinis secara otomatis akan terbatas dan tidak bisa dengan seksama memperhatikan jalan. Dapat dibayangkan jika masinis tidak bisa menghindari sebuah besi yang melintang karena terendam air, dikhawatirkan kereta akan mengalami kecelakaan. Kejadian ini tentu saja ditakutkan memakan korban dan menghambat perjalanan kereta lainnya.
Baca juga: Yang Unik dari Stasiun Tawang, Alunan Gambang Semarang Gantikan Bunyi Bel
Di sini, PT KAI selaku induk dari pengoperasian kereta di Indonesia tidak mau mengambil resiko terlalu jauh dan lebih memilih untuk menunda perjalanan kereta jika banjir tengah menggenangi jalur.