Bandara Internasional Tianhe Wuhan di Cina, akhirnya resmi ditutup setelah pemerintah memutuskan mengisolasi ibu kota provinsi Hubei tersebut. Hal ini terjadi setelah wabah virus corona yang terus menyebar dan menjangkiti ribuan serta menewaskan puluhan orang. Meski telah ditutup, namun bandara ini masih digunakan sebagai ujung tombak operasi evakuasi dan logistik dalam penanganan wabah corona
Terlepas dari wabah virus corona, sebetulnya, Bandara Tianhe Wuhan mempunyai kandungan artistik yang tinggi, loh. Bandara yang melayani hampir 25 juta penumpang pada 2018 ini, dari segi nama, terinspirasi oleh salah satu galaksi yang di dalamnya terdapat planet bumi.
Seperti dihimpun KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, pengambilan nama Wuhan memang berasal dari nama bandara tersebut berada. Adapun, nama Tianhe, secara harfiah, berarti “Sungai Sky”. Namun, bila ditarik mundur ke belakang, dalam bahasa China kuno, Tianhe berarti Bimasakti.
Dari berbagai referensi yang ada, memang tak terlalu detail menjelaskan asal usul penamaan nama bandara tersebut. Pada dasarnya, Cina memang memiliki masa kejayaan atas imperium besar di masa lalu. Oleh karenanya, bukan tak mungkin penamaan tersebut didasari oleh Bimasakti, sebagaimana arti Tianhe dalam bahasa Cina kuno.
Penamaan yang unik tentu sangat sejalan dengan posisi geopolitik Wuhan di Cina. Sejak beberapa tahun lalu, khususnya saat kebangkitan ekonomi Cina, Wuhan memang menjadi salah satu kota penting di Cina. Tak ayal, status kota tersebut sebagai pusat transportasi dan manufaktur menjadikan perpindahan barang dan manusia menjadi ramai. Hal tersebut setidaknya terlihat dari bandara Wuhan itu sendiri yang didaulat menjadi bandara tersibuk di Cina tengah.
Bandara Internasional Tianhe Wuhan sendiri tercatat melayani pertama kali dibuka pada 15 April 1995 untuk menggantikan Bandara Hankou Wangjiadun dan Bandara Nanhu lama sebagai bandara utama Wuhan. Bandara ini terletak di distrik Huangpi, pinggiran kota Wuhan, sekitar 26 km (16 mil) di utara pusat kota Wuhan. Selain karena sokongan bisnis, status Bandara Internasional Tianhe Wuhan sebagai bandara tersibuk di Cina tengah juga disokong oleh posisi geografisnya, yang terletak di pusat jaringan rute penerbangan Cina.
Untuk menggantikan Bandara Wangjiadun yang lama, pemerintah China mengizinkan rencana untuk membangun bandara komersial di Kota Tianhe, Distrik Huangpi, Wuhan pada 1 Juli 1985. Pembangunan tahap pertama dimulai pada Desember 1989 dan selesai pada April 1994. Awalnya, bandara tersebut hanya mengoperasikan penerbangan domestik tetapi pada tahun 2000, CAA (otoritas penerbangan China) menetapkannya kembali sebagai bandara internasional.
Baca juga: Tetap Ingin Bepergian di Tengah Ancaman Virus Corona? Berikut Tips dan Ulasannya
Saat ini, bandara tersibuk ke-14 ini memiliki rute penerbangan internasional yang tergolong banyak (sebagai Bandara internasional yan terletak di luar ibu kota), seperti Kota New York, San Francisco, London, Tokyo, Roma, Istanbul, Dubai, Paris, Sydney, Bangkok, Moskow, Osaka, Seoul, Singapura, hingga Bali.
Banyaknya rute internasional sangat masuk akal, mengingat sejak 1 Januari 2019, penumpang dari 53 negara seperti negara Uni Eropa, Jepang, Korea, Rusia, AS, saat bepergian ke negara ketiga, dapat memasuki Cina dari bandara ini tanpa visa hingga 144 jam. Sangat menarik, bukan?